Lihat ke Halaman Asli

Zaid Bin Tsabit

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Angin Semilir menghembuskan Dedaunan Pisang yang tumbuh

Tak Mampu ku menghadang derasnya angin itu

Pohon Pisang dan Pohon Mangga yang berdiri tegak

Di antara tempat yang begitu Mulia dan Barokah

Apa yang terjadi dan dimana tempat yang Barokah itu?

ZAID BIN TSABIT, Tempat Nun Jauh dari Hingar Bingar

Tumbuhan Pohon Jati, Pisang, Mangga, Terong, Cabai

Adalah di Sekeliling tempat yang mulia itu

Kini semuanya telah berubah

26 Januari 2000 telah Lampau Terlalui

Kini telah tumbuh tegak Bangunan Bertingkat Tinggi

Dari Puluhan Santri sampai menjadi Ratusan Santri

Dari Tulisan Tangan sampai Tekhnik Komputer

Dari Tidak ada Devisi sampai ada beberapa Devisi

Dari Segelintir Pengurus sampai beberapa banyak Pengurus

Itulah Perjalanan Wajah 11 tahun Zaid Bin Tsabit

Ku Terbayang angan tuk bisa mendapatkan Barokah

Dari tempat yang mulia itu hingga Masyayikhnya

Ku terdiam malu jika saya tak mampu

Meraih Cita yang agung sebagai Santri Sejati

(Maqbaroh Kanjeng Sunan Ampel Surabaya / 11 November 2011)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline