Sebelum membahas masalah Pro-Kontra Vaksin, disini kami ingin perjelas terlebih dahulu perbedaan Vaksin dan Imunisasi yang sering banyak keliru dalam penggunaan katanya. Vaksin adalah sediaan bakteri/virus yang sudah dilemahkan/ dimatikan yang berfungsi merangsang dan meningkatkan sistem daya tahan tubuh kita. Sementara Imunisasi adalah dimana seseorang dibuat kebal atau resisten terhadap penyakit menular, biasanya dengan pemberian vaksin.
Dalam Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 diyatakan bahwa setiap anak berhak mendapatkan Imunisasi Dasar dalam rangka mencegah terjadinya penyakit menular kepada setiap bayi dan anak. Perlu dipahami dalam pelaksaan Vaksin tidak ada paksaan atau aturan dari pemerintah yang mengikat, semua dikembalikan kepada oraang tua Bayi/ Anak, disini negara hanya sebagai penyelenggara.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) oleh Balitbang Kementerian Kesehatan pada tahun 2013, cakupan Imunisasi Dasar Lengkap masih jauh dari target Renstra Kemenkes tahun 2010-2014. Sedangkan data Riskesdas menunjukkan Capaian Imunisasi dasar baru mencapai 59,2% dari target 88%. Oleh karena itu diperkirakan masih ada 3,9 juta Balita yang diimunisasi tidak lengkap atau bahkan tidak diImunisasi sama sekali.
Capaian Imunisasi Dasar yang belum sesuai target pemerintah tidak terlepas dari rumor yang sedang berkembang di Masyarakat tentang vaksin. Berikut ini akan dipaparkan beberapa alasan masing-masing yang Pro maupun Kontra Vaksin.
Pendapat yang Kontra:
- Vaksin haram karena menggunakan media ginjal kera, babi, aborsi bayi, alkohol dan media yang diharamkan oleh Syariat
- Konspirasi atau akakal-akalan negara barat terutama zionisme untuk merusak, meracuni dan membodohi generasi muda, terutama umat Islam
- Bisnis besar negara barat dibalik proyek pembuatan dan penyebarluasan vaksin, terutama dinegeri muslim
- Imunisasi memiliki efek samping terhadap anak, seperti Autis, kejang (epilepsi), Autoimin (penurunan daya tahan tubuh) dan mempermudah penyebaran penyakit menular seperti HIV/AIDS
- Adanya laporan yang mengatakan bahwa anak mereka yang tidak divaksin masih tetap sehat, bahkan lebih sehat dari anak yang diberi vaksin.
Pendapat yang Pro
- Mencegah lebih baik daripada mengobati. Telah banyak yang membuktikan bahwa Vaksin dapat menurunkan kejadian penyakit menular. Seperti penyakit polio, setelah ditemukan vaksin hampir tidak pernah terdengar kejadiannya
- Jangan mudah percaya Isu yang tidak jelas dan Ilmiah, Contohnya Vaksin MMR dikatakan menyebabkan Autis. Padahal penelitian lain yang lebih benar metodologi dan tersistem menyebutkan bahwa vaksin MMR tidak menyebabkan Autis.
- Semua obat pasti ada efek sampingnya, bahkan Madu, Habatussaudah dan bekam sekalipun memiliki efek samping
- Anak yang tidak divaksin lebih sehat dan pintar adalah alasan yang tidak masuk akal karena hal ini bisa jadi akibat faktor lainnya. Toh anak yang divaksin ada juga yang pintar dan menjuarai olimpiade tingkat internasional
- Mengapa orang barat hanya menggunakan vaksin tertentu dan bahkan ada tidak menggunakan vaksin sama sekali? Hal ini karena standar kesehatan disana sudah tinggi, lingkungan bersih, epidemik (wabah) penyakit sudah diberantas, kesadaran dan pendidikan hidup sehat didana juga sudah tinggi.
- Pembuatan Vaksin dilakukan didalam negeri oleh PT Bio Farma, dan telah diklarifikasi bahwa tidak ada embrio manusia atau produk dari bagian tubuh manusia yang dipakai untuk pembuatan vaksin.
Terlepas dari itu semua, Saya berkesimpulan bahwa mereka yang berpendapat Pro maupun Kontra terhadap vaksin tidak bisa disalahkan, masing-masing memiliki tujuan yang sama, yaitu ingin menjaga kesehatan dan terhindar dari penyakit serta memperbaiki kualitas hidup dihadapan Allah SWT walaupun memiliki sudut pandang yang berbeda.
Namun ada hal yang harus kita perhatikan bersama-sama, terutama umat Muslim, jangan sampai ketidaksetujuan kita terhadap Vaksin diumbar-umbar secara berlebihan dan luas di Media, memprovokasi agar menolak keras Vaksin, menjelek-jelekkan pemerintah sehingga membuat keresahan di masyarakat. Mari kita pahami dan pelajari kembali, jangan mudah terprovokasi dan terpecah terutama hal-hal yang berhubungan dengan isu-isu keagamaan.
Kalau boleh berbagi, dahulu juga saya menganggap vaksin cukup berbahaya, karena ia bagian dari propoganda Zionis Israel, Amerika dan Sekutu untuk menghancurkan generasi Islam dan meng-depopulasi penduduk dunia. Apalagi setelah membaca buku "Deadly Mist" karangan Jerry D Gray membuat saya semakin yakin bahwa vaksin sangat berbahaya bagi kesehatan.
Saat menjadi dokter Muda di Rumah Sakit Umum Dzainoel Abidin, Banda Aceh dan dokter di RS Umum Batang Hari, Provinsi Jambi saya penasaran selalu ingin membandingkan resiko terkena penyakit menular pada anak yang telah dan yang belum di beri vaksin. Walaupun ini bukan sebuah penelitian Ilmiah, tapi cara ini membantu saya untuk merubah pandangan mengenai Vaksin.
Saya melihat, rata-rata pasien yg masuk Rumah Sakit dengan penyakit menular, seperti Campak, Tetanus, Tuberkulosis, Gondongan, Cacar air, Hepatitis B, dan Difteri adalah anak yg sama sekali belum diberi vaksin. Begitu pula Anak yg sudah diberi vaksin saya tanyakan efek samping vaksin seperti yg selama ini ditakutkan, seperti Epilepsi (kejang), Kanker, Autoimun (daya tahan tubuh rendah), Autis pada anak dll, dan saya BELUM menjumpai kecendrunga efek samping tersebut pada anak yg sudah divaksin. Tidak hanya disitu, saya juga menanyakan hal ini kepada Teman-teman diberbagai Fakultas Kedokteran di Indonesia, mereka juga menyimpulkan hal yang sama.