Lihat ke Halaman Asli

KKN 7 Sukosari

Mahasiswa Mahasiswi Universitas Jember

Gali Potensi Desa Sukosari Mahasiswa KKN 7 UNEJ Riset ke Masyarakat

Diperbarui: 13 Januari 2024   14:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1 Sawah di desa Sukosari kecamatan Tamanan Kabupaten Bondowoso

Potensi desa merupakan berbagai sumber alam dan sumber manusia yang tersimpan dan terdapat di dalam suatu desa dan diharapkan kemanfaatannya bagi perkembangan desa. Setelah acara penyerahan dan penerimaan selesai, Mahasiswa KKN Unej 7 melakukan observasi secara langsung ke desa dengan mengunjungi kepala dusun yang ada pada masing-masing dusun di desa sukosari dan mengamati lingkungan sekitar untuk mendapatkan informasi yang cukup mengenai potensi desa, selain itu juga sebagai bentuk silaturahmi ke rumah masing- masing kepala dusun sumur, taman, dan lumbung.

Di awali dengan mengunjungi rumah Pak Ja'far beliau adalah kepala dusun sumur. Informasi yang kami dapatkan dari beliau yaitu dusun sumur masyarakatnya mayoritas bertani tanaman cabai, dan terdapat kelompok tani yang masih aktif. Dan petani dusun sumur menggunakan pupuk kimia.

Gambar 2 Foto Mahasiswa KKN dengan Kepala dusun sumur di Pendopo

Dirumah bapak marsum yang merupakan kepala dusun taman. Selain menanam cabai warga dusun taman juga menanam tembakau yang hasilnya dijual ke pelaku industry rokok seperti pabrik dan pengepul.  Kemudian kami diajak ke Pendopo taman yang merupakan bangunan pondok yang dibangun menggunakan dana swadaya masyarakat.Pendopo tersebut sangat asri, dari atas pendopo kami dapat melihat pemandangan sekitar dan merasakan angin. Dari atas pendopo terlihat jalan, dimana pak marsum menyayangkan sekali jalan tersebut sering dijadikan balap liar oleh anak muda.

Gambar 3 Batik Lumbuh Khas desa Sukosari

Selain berpotensi di sector pertanian di desa Sukosari lebih tepatnya dusun lumbung juga terdapat pengerajin batik yang disebut "Batik Lumbung" menggunakan motif khas desa. Pemilik rumah produksi batik yaitu mas Rahmat, beliau bercerita bahwa selama ini memasarkan produknya lewat Instagram saja dulu juga pernah memasarkan di shopee namun kekurangan SDM sehingga hanya difokuskan untuk pemasaran Instagram saja.

Batik lumbung mengalamipasang surut dan penurunan jumlah demand atau pesanan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dikarenakan oleh minat konsumen yang cenderung menyukai batik popular dan custom. Dari informasi yang telah kami dapatkan memberi kami pandangan apa yang akan kami lakukan di desa Sukosari ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline