Cukilan cerita singkat ini terjadi di beberapa tahun ke belakang sana, terjadi bukan di bulan Ramadhan, pada saat kami masih di bangku Sekolah Menengah Atas, dimana pelaku nya adalah teman kami sepermainan, akhirnya seperkuliahan, juga sependeritaan, yaitu seorang lelaki muda berinitial "T" - anehnya di KTP namanya pun hanya satu kata itu "T", tidak berdua suku kata atau bertiga suku kata, apalagi berempat, yang pernah ada malahan ber517-an (baca berlima satu tujuan). Sudah biasa kalau kami pergi pulang sekolah dari rumah ke sekolah atau sebaliknya menggunakan kendaraan umum berjenis angkot (kalau di kota asal saya namanya bukan angkot, tapi "opelet"), sampai harus berganti kendaraan angkot atau opelet itu di tempat-tempat kami harus berganti jurusan. Dan disetiap pemberhentian untuk pergantian arah angkot atau opelet itu, tentu sudah terparkir para penjaja makanan dan minuman ringan, tidak terkecuali penjual minuman es sirop. Suatu waktu, teman kami yang ber-initial "T" ini mampir di satu penjaja minuman es sirop, karena siang hari itu puanasnyaaaa minta grasi (ampunan ke presiden), dan sangking hausnya dengan gaya anak-anak sekolahan yang tidak memperhatikan sekitar teman kami ini langsung saja memesan: "bang es sirop nya satu" "pake es?" "bagusnya pake minyak nyong nyong aja bang ..." sinisssss "ya sapa tau nggak mau pake es ..." pembelaan diri "gitu ajaaaa ...." Sekitaran situ memang lumayan padet para pembeli dan juga para penunggu angkot atau opelet yang hendak mereka tumpangi, dan dengan bersegera kawan kami "T" mengambil gelas es sirop yang sudah diangsurkan oleh si abang tukang es sirop. Dengan sedikit bermain-main dengan sedotannya (baca pipet) dan karena kehendak mulut untuk berbicara, maka tanpa sengaja setengah air es sirop di dalam sedotan (baca lagi: pipet) tersemprot keluar dari gelas dan mengenai seorang bapak-bapak yang sedang menunggu angkot (atau opelet) di depan teman kami si "T" ini "maaf pak" kata teman kami si "T" ini Si bapak diam saja sambil menepis-nepiskan air es sirop yang tertumpah ke baju bagian depannya, mungkin pikir si bapak ya sudah lah nggak apa-apa, emang kelakuan anak-anak SMA suka sembrono, sambil tetap tangannya mencoba menepis dan mengeringkan air es sirop dengan menggunakan sapu tangannya. Teman kami ini si "T" mungkin sedang dimasa birahi ya, buktinya baru saja menyemprotkan sebagian air es sirop ke kemeja si bapak itu, tetap saja badan nya tidak bisa diam, goyaaaaang terusss kayak uler keket ... maka saat dia bermain-main lagi dengan sedotan (sekali lagi baca: pipeetttt) tersemprot lagi lah air es sirop yang lagi-lagi mengenai kemeja si bapak itu "maaf pak" kata teman kami si "T" ini "MAAF ... MAAFFFF .... TIGA KALI MAAF SAYA BASAH MASSSSS ..." dan kaburlah teman kami si "T" dari hadapan si bapak itu - katanya untuk jaga-jaga supaya jangan sampai dia mengucapkan "maaf" untuk yang ketiga kalinya ... kalau sampai "maaf" yang ketiga? Basaaahhh dehhh ... sambil tertawa, badannya teteuuuppp goyang terusss kayak singgat gori ... (singgat gori: ulet di buah nangka ...) Hehehe .... [caption id="attachment_126516" align="alignleft" width="630" caption="titik air internet"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H