Lihat ke Halaman Asli

Beny Akumo

Ingin menjadi pengusaha

Sekarang Musimnya HBH

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lepas ramadhan, lepas puasa ... Pada saat bulan Ramadhan yang namanya buka bersama menjadi hal-hal yang hampir setiap hari kita temui, dan undangan buka bersama pun selalu rajin mampir - baik di lingkungan perusahaan tempat kita bekerja, teman-teman kantor lama, para tetangga di lingkungan rumah, keluarga besar, teman-teman sekolah dan lain sebagainya - sampai klien atau vendor pun rajin mengajak buka bersama. Bisa dibayangkan, ada berapa ribu perusahaan di jakarta ini, ada berapa ratus ribu atau jutaan warga pekerja, berapa juta lulusan sekolah-sekolah yang "ngumpul" di Jakarta, dibagi dengan rumah makan - rumah makan, resto-resto, yang berserakan di setiap mall-mall, ataupun rumah makan yang berdiri sendiri ... hasilnya apa? dimanapun kita hendak melakukan buka bersama, di resto manapun, di mall manapun, pasti kita akan kesulitan mendapatkan tempat kosong - terkecuali jika kita melakukan pemesanan tempat terlebih dahulu - itupun dengan embel-embel harus datang maksimal setengah jam sebelumnya, kalau tidak tempat akan diisi oleh tamu yang lain ... bweeehhhhhh ... Nah, coba kalau kita hitung secara ekonomi mikro: berapa milyard rupiah uang yang berputar di kawasan DKI Jakarta ini pada setiap bulan Ramadhan khusus hanya untuk pembelanjaan di sektor makanan? lebih khusus lagi di jam berbuka puasa???? Luarrrr biasaaa ...??? pasti ... taruhlah 1 rombongan yang terdiri dari 5 orang minimal menghabiskan uang Rp.500,000,- dikalikan jumlah seluruh resto di Jakarta (berapa banyak? 2 juta resto?), dikalikan 25 hari (kita tidak hitung hari pertama, kedua dan ketiga Ramadhan, juga dua hari terakhir Ramadhan), berapa itu? Rp.25 Milyard .... fiuuhhhhh .... itu hitung-hitungan minimal saja ... karena tidak jarang satu rombongan dengan jumlah peserta lebih dari 5 orang menghabiskan uang diatas Rp.700 ribu ... (badan-badan amil zakat se-jakarta, berapa nilai zakat yang terkumpul seluruhnya ya? sampaikah di nilai 2,5 Milyard rupiah?) .................................. Pulang kampung Bukan berarti pulang kampung itu hanya bagi-bagi rezeki ke sanak keluarga saja, tentu mereka (kita) mengajak keluarga kita untuk "sekali-sekali" makan di luar, ber-rekreasi ke tempat-tempat yang biasa masyarakat pergi untuk refreshing ... uang pun akan juga berputar di sana ... kecil kah? Besar juga pasti (sekedar info dari teman-teman yang ber-pulang kampung ke daerah masing-masing, mereka mengatakan "Kota saya isinya mobil dengan plat nomor "B" semua ...") menandakan uang pun berputar di Kota tersebut dengan "kencang" ... (badan-badan amil zakat di daerah, apakah nilai zakat yang di terima setiap tahun menunjukkan peningkatan jumlah?) .................................. Saatnya kembali kerja Saya pikir, maka sepi lah resto-resto di Mall-Mall di Jakarta dan sekitarnya selepas Ramadhan, selepas Idul Fitri, selepas orang-orang "menyalurkan" uang-uangnya ke berbagai "kantong"... ternyata tebakan saya salah: sudah ada 5 (lima) group di HP saya yang mengajak melakukan HBH (Halal BiHalal) ... itu tandanya? Uang mulai berputar lagi, setelah "agak mereda" sekitar 2 (dua) minggu Jakarta di tinggal mudik oleh "penghuninya" ... Ck ck ck ckkk ..... ---------------------------------------------------- [caption id="attachment_130357" align="alignleft" width="400" caption="reservasi"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline