Lihat ke Halaman Asli

Ruang Kekasih

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1294114902796934961

umur bukanlah menjadi patokan dan larangan untuk menemuinya. kekayaan atau kemiskinan tidaklah menjadi pertanyaan awal ketika memasuki ruang itu. tinggi dan berat badan bukanlah suatu masalah yang penting bahkan sangat terabaikan. ruang itu tidak pernah penuh dan berjubel meskipun seribu kerang menjadi lantai ruang itu.

"aku akan bersiap-siap menemui kekasihku" kalimat pendek yang terkirim kepada mantan kekasih lamanya. meskipun baru setahun lebih beberapa bulan mereka memisahkan satu dengan yang lain.

sambil mempersiapkan alat dan bahan untuk bekal hidup di ruang itu. walau hanya satu malam saja namun persiapan itu sangat sakral. tidak lupa membungkus dengan plastik dan ditali erat, onggokan-onggokan masalah berat dan ringan siap dimasukkan ke dalam tas gendong barunya.

"dengan siapa saja kau  akan pergi?" tanya mantan kekasihnya itu. dalam batin telah tertuliskan bahwa di mantan nampak memasang muka cemburu karena malam Natal tahun ini ingin dirayakan bersama. waluapun jarak lebih dari seribu kilometer menjadikan mereka bekas kekesaih tidak mampu saling memandang muka.

"dengan teman-temanku, aku akan menginap'" ucap sinyal handphone yang siap menghantarkan kalimat itu pada mantan kekasih.

lama ribuan detik telah satu persatu berhasil meninggalkan jejak. tanpa balasan yang cukup mendamaikan di malam Natal itu.

persiapan telah komplit. waktu telah menghantarkan beberapa pemuda dan pemudi itu menjauh dari keramaian kota Jogjakarta.

"oh kekasihku aku sangat merindukan hormon kesegaranmu. aku lama berkelana mencari suatu kebermaknaan dalam perantauanku di kota ini. namun, dalam setahun ini aku tidak bisa melepaskan kerinduanku pada udara. rinduku amat berlimpah selalu menghujani setiap malam sebelum aku terlelap memasuki dunia keduaku. mimpi tidak mampu menghibur kekalutan hidupku. aku ingin terus mengendus nafsumu dan memagut seluruh tubuh mu" pekikan dalam batin seorang pemudi yang telah dua jam menunggu balasan pesan dari mantan kekasihnya.

"marilah datang ke pelukanku, akan aku segarkan duniamu. segala kejenuhanmu. amanat dari Tuhanmu telah ku simpan dan sekarang akan ku curahkan seutuhnya padamu" perbincangan di ruang itu semakin memanas.

"aku punya mantan kekasih dan aku tak mengerti ramuan lem apa yang membuatnya lengket dihidupku. aku ingin menjauh darinya. aku kesepian beberapa hari ayah dan ibuku sibuk dengan pekerjaan mereka. adikku malas untuk menuliskan kata-kata tentang keadaan ibu dirumah. aku lelah. aku ingin mendekap erat di pelukanmu, kekasihku" pemudi itu terus melangkah menyusuri garis pantai yang beralaskan kerang  nan cantik.

"kekasihku, kemarilah mendekat padaku. akan ku jernihkan pikirmu. ayo hanyutkan masalah yang membuatkmu penat, mrene o... kita nikmati senja terindah di Natal tahun ini" ajak ombak sambil berguling-guling membasahi trolor-trolor yang malas bertemu dengan manusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline