Lihat ke Halaman Asli

Senja Abu-abu

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Melepas resah melalui mengejar angin sekuat tenaga. tau kah kamu?. Tarian bulu mata ku semakin melamah dan lemas tak ungkapkan cerita di senja merenggut senyum ku. Deraian air dari surga tak berhenti sejenak saja untuk ijinkan ku menoleh ke lubang Bumi. Mencari dimanakah senyum ku yang terhilang.

Keceriaan  ku terus memudar. Apa yang harus ku lakukan agar senja kembalikan tawa kecil ku. Tampakkan dingin mu saat ini. Kau masih dingin dan tak akan menjadi panas membakar rambut pirang ku. Ku tenggok kearah punggung, ada dewa senja memangilku. Tenang saja dewi ku, aku akan datang meskipun hanya sebentar saja. Perhatikanlah jauh-jauh kau pasti tersenyum.

Ku pandang dalam dan menciut mata ku. Dewa ku hadir walaupun tidak ada separo raga nya menjawab. Sungguh terasa, (bernyanyi dalam hati lagu LIRIH  'Ari Lasso').  Merasuk dan menembus. Sembari semakin tak terlihat lagi. Perpisahan pun terjadi cepat. Bak petir menghancurkan jasmani. Pulang membawa kelesuan mendalam. Senja memang beralih abu-abu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline