saat sore semakin merapat menendang atmosfer bumi. waktunya rapat dan membicarakan karnaval untuk memperingati hari kemerdekaan yang sebentar lagi menjelang dihadapan bulan. satu jam berlalu dan dua jam telah usai membahas.
melihat 200 meter kedepan para pleton inti anak smp berpanas-panas ria. menantang terik sang mentari pukul tiga sore. terlihat desi yang cerdas dan bertubuh ramping melirik ke pandanganku. bebrapa menit maju dan berganti. mendadak dikagetkan sesosok gadis bernama desi. tubuh terlihat lemah dan genangan air mata dari tulang air mata tidak mampu ditarik untuk diam berhenti. tersandar lesu dan deru air yang menunjukkan dia sedih.
deraian air mata terus menodai pipinya yang masih lugu tidak berbedak. berbisik dengan temanku yang sedang menemaninya. telusur eh ternyata dia sedih sekali. karena suka dengan sahabatnya sendiri dan cintanya ditolak.
aku hanya diam dan berkata dalam hati saja "astaga". baru saja duduk di kelas dua smp. kebetulan ada dua temenku anak Bk yang lagi menemani desi. sehingga beberapa menit kemudian dia yang sempat pingsan dapat menjawab pertanyaanku bahwa namanya adalah desi.
menatap wajahnya, tersimpan cerita sedih. betapa sedihnya ditolak cinta oleh seorang cowok. saat di kelas, sikapnya yang lincah, mampu mengkoordinir teman-temannya yang ribut. senyumnya yang terbalut kejutekkannya. hari ini berubah menjadi menanggis. seusia dia sudah merasakan kesedihan korban cinta.kenapa bisa terjadi ya?
semoga orang tuanya tahu akan masalah yang baru dihadapinya sehingga desi dapat kembali terlihat ceria dan lincah seperti awal ku bertemu dia.seharusnya di hari anak ini dia bisa bergembira malah menjadi sedih dan menanggis.
mari orang tua dan calon orang tua menjadi sahabat untuk anak-anak tercinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H