Lihat ke Halaman Asli

Kemerdekaan Indonesia, Kemerdekaan Kita Semua

Diperbarui: 15 Agustus 2022   00:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

“ 17 Agustus Tahun 45, Itulah hari Kemerdekaan Kita, Hari Merdeka Nusa dan Bangsa, Hari Lahirnya Bangsa Indonesia…. MERDEKA….”


Lagu di atas menggambarkan, betapa bersuka citanya Rakyat Indonesia memperoleh Kemerdekaan Tanah Airinya.


Kemerdekaan yang akhirnya datang setelah di tunggu tunggu oleh seluruh Rakyat Indonesia karena penjajahan yang sudah terlampau lama yakni 3,5 Abad lamanya, perasaan senang serta gembira yang luar biasa, karena dari nada dan liriknya kita juga mengetahui betapa bersemangatnya lagu ini menyampaikan kesan gembira atas kemerdekaan tersebut.


Sang pencipta lagu, Bapak Husain Mutahar memang lekat dengan perjuangan Bangsa Indonesia, beliau adalah Ajudan Presiden Pertama Republik Indonesia, Bapak Sukarno. Sehingga semangat dan kegembiraan tertuang dengan pas di setiap lirik lagu ini, karena bapak Husain ini juga merasakan dari dekat peristiwa peristiwa besar bangsa.


Peristiwa ini mungkin dulu hangat pada saat tahun 1945, sampai dengan tahun 1950 an, 1960 an dan tahun 1970 an. Ketika tahun berganti dan Milenium baru datang di tahun 2000-an semangat kemerdekaan hanya dapat di artikan terkait semangat perjuangan mengangkat senjata melawan penjajah yang jelas jelas menjajah negeri ini.


Dan kini di tahun 2022, apakah rasa dari lagu ini akan sama di kuping generasi Xenial terkait kemerdekaan Indonesia? Apakah semangat perjuangan melawan penjajah juga mereka rasakan?


Kehilangan rasa atas lagu ini, mungkin boleh di tolerir. karena lagu ini tidak sepenuhnya mengena pada generasi Xenial, yang boro boro mengangkat bambu runcing, bahkan mungkin mereka tidak merasakan sama sekali dijajah oleh bangsa lain karena hadir di dunia pada zaman tenang dan damai. Tapi kehilangan rasa perjuangan untuk mengisi kemerdekaan itulah yang di takutkan.


Bentuk mengisi perjuangan itu berbeda beda, bisa saja berkarya dengan sebaik baiknya pada bidang pekerjaannya, bisa juga dengan mendedikasikan waktu dan tenaga pada kemajuan negara terlepas apakah yang dikerjakan berorientasi profit atau non profit.


Yang di khawatirkan adalah menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan setinggi tingginya bagi dirinya sendiri maupun kelompoknya, termasuk mengambil atau menginjak hak orang lain atau kelompok lain.


Dalam hal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pun, Pemerintah telah secara bersungguh sungguh menuangkan anggaran dalam “mengisi kemerdekaan” sesuai dengan amanat Undang Undang Dasar 1945, baik pada bidang pendidikan yang di amanatkan sebesar 20 persen dari APBN setiap tahunnya atau dana di bidang lain seperti pembangunan infrastruktur maupun penunjangnya.

 Sehingga jelas bahwa niat awal dalam pembuatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara adalah jelas memajukan harkat dan martabat bangsa Indonesia sampai di satu titik dimana indonesia dapat dipandang sejajar dan sama dengan bangsa lain di dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline