" Hidup adalah sebagian dari apa yang kita buat, dan sebagian lagi karena dibuat oleh teman yang kita pilih. "
Dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan kerja, masyarakat ataupun lingkungan sekolah kita tidak bisa lepas dari istilah teman. Baik teman nongkrong, teman sekolah, teman kerja dan masih banyak lagi. Seperti kata pepatah "Banyak teman banyak rezeki pula". Dari pepatah tersebut bisa kita tarik garis lurus bahwa dengan banyaknya teman yang kita miliki maka semakin banyak pula nilai positif yang bisa dapatkan. Seperti informasi tentang lowongan pekerjaan, seminar bisnis, resep makanan, peluang usaha dll.
Mungkin manfaat diatas akan terpatahkan jika circle pertemanan kita termasuk kategori "Toxic Friend". Nah apa sih itu sebenarnya toxic friend atau teman toxic itu?
Dalam sebuah artikel menyebutkan bahwa Toxic Friend adalah suatu istilah keadaan yang terfokus pada teman yang cenderung tidak mendukung kita dan mereka cenderung membawa dampak negative di kehidupan kita. Mereka selalu meng-kambing hitamkan kebahagiaan mereka dan seringkali membuat kita merasa tidak enak hati dan juga stress.
Lalu, Gimana sih kita mengenali ciri-ciri teman toxic???
Nah disini kita akan mengenali ciri-ciri teman yang toxic :
1). Mereka cenderung memanfaatkan kita. Seorang bisa dikatakan toxic friend apabila mereka cenderung hanya datang diwaktu mereka membutuhkan bantuan kita, setelah itu mereka akan meninggalkan kita.
2). Sering memunculkan gimmick dan drama kepada kita. Dalam fase ini kita dihadapkan pada perasaan serba salah. Toxic Friend cenderung akan melakukan tindakan manipulatif kepada orang-orang yang dekat dengan kita. Terkadang menjaga pembicaraan saat kita berdialog dengan teman yang toxic juga perlu, karena kita tidak bisa memprediksi gimana reaksi mereka dan apakah metreka juga akan membahasnya di circle lain saat tidak ada kita.
3). Bermuka dua. Ini nih sifat yang paling menonjol diantara ciri toxic friend lainnya, yakni bermuka dua. Mereka seringkali bersikap baik dan sopan hanya ketika kita sedang bersama mereka. Seringkali juga mereka lebih berfokus pada keluh kesahnya dan cenderung tidak peduli pada orang lain.
4). Membuat kita menjadi seorang "Tersangka" dalam suatu masalah yang mereka buat sendiri. Mereka cenderung tidak segan untuk memasukkan kita kedalam suatu masalah yang mereka buat sendiri. Seringkali dengan kita "dibuat" menjadi tersangka, nantinya kita akan merasa bersalah, merasa tidak enak hati kepadanya. Yang kemudian akan menimbulkan stress berlebih didalam fikiran kita.