ini adalah tulisan pertama saya di kompasiana. dalam debut tulisan saya ini, saya hanya berbagai pada anda semua, tentang OS fenomenal sa'at ini.
Oh ya dari setiap orang pengguna komputer ketika ditanya apa OS anda, mungkin sebagian dari mereka menjawa: Oh I'm PC (sebutan bagi pengguna windows), oh I'mac (untuk pengguna Mac) dan Saya (merujuk pada diri saya sendiri dengan banga menyebut) Ubuntu. Tentu saja ada banyak distro dari linux selain ubuntu yang terkenal, tapi Ubuntu memang fenomenal. Ketika pertama kali menggunakan Linux saya menggunakan Mandrake (sebulum menjadi Mandriva), saya juga pernah menggunakan Red Hat (tapi nggak lama), pernah juga menggunakan debian ("ibu"nya ubuntu), tapi saya memang paling krasan menggunakan Ubuntu. Sampai saat ini saya menggunakan Ubuntu. Saya telah menggunakan Ubuntu dari versi Edgy Hingga Mevrick Meerkat Hari ini. Saya menikmati revolusi maupun evolusinya.
Ubuntu memang fenomenal, dengan desain interface yang tak kalah indah dengan Windows, Mac, sehingga membuat saya amat kesengsem sampai saat ini. Saya masih memakai tripple boot di PC saya, tapi waktu yang saya pakai dalam berkomputer ria banyakan menggunakan Linux Ubuntu dari pada Windows dan Hackintos. Yang paling saya suka : Ubuntu is, and always will be, Absolutely free.
Nah untuk menjawab pertanyaan kenapa pakai Ubuntu, saya ingin menshare video dari iklan ubuntu, yang diputar waktu Mark Shuttleworth mempresentasikan Ubuntu Mevrick Meerkat. Video ini mampu menjawab pertanyaan kenapa pakai ubuntu, secara cerdas dan ciamik!
Tahu tidak bahwa makna kata Ubuntu (oo-Boon-too) yang diartikan humanity toward others adalah kata yang diambil dari khasanah filosifis bangsa Afrika Selatan. Itu Semakna dengan semboyan negara kita "Bhineka Tunggal Ika". Maka logo ubuntu adalah lingkaran dengan tiga titik yang menggambarkan tiga manusia berbeda bergandengan tangan. Membangun dunia lebih baik. Bukankah ini baik untuk Indonesia, dan kenapa pemerintah tidak menggalakkan open source disekolah-sekolah untuk memulai sesuatu yang lebih baik sejak dini?.
Bagaimana pendapat anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H