Lihat ke Halaman Asli

Zainab binti ‘Ali, Teladan Perempuan Sepanjang Zaman

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Cobaan silih berganti telah mewarnai hidupnya sejak dia masih kecil. Lahir dari keluarga terhormat dan terpandang namun tidak menjadikannya lepas dari kepungan badai cobaan. Bahkan cobaan-cobaan yang dia jalani telah membentuknya menjadi wanita tangguh dan kuat.

Ibunya adalah Fatimah Zahra putri kanjeng Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. dan bapaknya adalah ‘Ali bin Abi Thalib. Dialah Zainab adik Khasan dan Khusain. Iya, mereka bertiga adalah cucu Rasulullah buah hati pasangan Fatimah dan ‘Ali.

Keteguhan dan ketangguhan yang dimiliki oleh Zainab adalah sifat turunan yang berasal dari neneknya yaitu Khadijah. Khadijah seorang janda sangat kaya menikah dengan pegawainya yaitu Muhammad yang kelak menjadi seorang Nabi. Dari pernikahan mereka berdua ini, lahirlah empat perempuan mulia. Mereka adalah Zainab, Ruqayyah, Ummu Kulstum dan Fatimah zahra.

Dari keempat putri Rasulullah ini, Fatimah adalah putri beliau yang menuruni sifat ibunya berupa kebaikan dan keteguhan menghadapi kerasnya hidup. Suatu hari ketika Rasulullah sedang bersujud salah seorang quraisy melempar kotoran ke kepala mulia beliau. Fatimah kecil yang waktu itu melihat ayahanya diperlakukan sangat kasar ini, marah. Dengan tangan mungilnya, ia usap kepala ayahnya dan membersihkan semua kotoran yang ada. Dia menangis sedih. Dia marah kepada orang yang melakukan ini sampai orang quraisy ini ketakutan dengan kemarahan Fatimah.

Setelah besar, ‘Ali anak paman Rasulullah melamarnya. Dan dua tahun berikutnya mereka berdua dikaruniai Khasan dan Khusain. Juga ditahun yang sama, tiga putri Rasulullah; Zainab, Ruqayyah dan Ummu Kulstum wafat meninggalkan dunia. Rasulullah menghadapi cobaan ini dengan begitu sedih di tengah dakwah beliau yang juga membutuhkan perjuangan keras.

Di tahun kematian putri beliau ini, Fatimah melahirkan bayi perempuan. Bayi perempuan ini dibawa ke Rasulullah untuk diberi nama. Beliau, Rasulullah menamai bayi perempuan ini dengan nama Zainab yaitu nama bibi dari sang bayi ini.

Suatu hari Rasulullah sedang shalat. Ketika sujud, ketiga cucunya yang masih balita ini bermain dan menaiki punggungnya. Beliau sengaja melamakan sujudnya sampai ketiga cucu kecilnya ini puas dan turun dari punggung beliau. Setelah selesai shalat, Fatimah menanyakan kenapa sujudnya sangat lama? dan beliaupun menjelaskannya.

Cobaan pertama yang mengguncang jiwa Zainab kecil adalah kematian kekeknya yaitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. ketika beliau wafat, umurnya baru 7 tahun.

Kemudian kematian ibunya yaitu Fatimah Zahra putri Rasulullah. Beliau meninggal dunia enam bulan setelah Rasulullah wafat. Sebelum meninggal, Fatimah memberikan dua wasiat kepada Zainab kecil, “Kamu adalah yang paling kecil di antara Khasan dan Khusain namun jadilah kamu ibu dari mereka berdua. Yang kedua, Rasulullah telah wafat maka jadilah kamu sebagai Ibu dari umat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.”

Dua kematian dari orang yang sangat dicintai dan mencintainya ini adalah cobaan pertama dari rentetan cobaan-cobaan selanjutnya.

Zainab kecil tumbuh meremaja dan akhirnya dewasa. Dua pesan yang ibunya wasiatkan benar-benar dijalankan. Ia berperan sebagai ibu dari kedua kakak lelakinya sekaligus bapaknya. Segala sifat baik dan kasih yang terwarisi dari ibu dan neneknya telah mengalir ke jiwanya. Dia memasak makanan kemudian dibagikan kepada fakir miskin. Dia juga membuat rumah khusus untuk anak yatim. Dia melakukan amal-amal kebaikan lainnya. (Bersambung....)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline