Sebagai suami, saya tidak melarang istri untuk bekerja atau menjadi wanita karir. Kondisi tersebut tanpa alasan, karena selain istri agar bisa bersosialisasi, juga sebagai penghormatan saya atas pengorbanan orang tua yang selama ini mendidik dan membiayai istri saya kuliah ke perguruan tinggi sebelum menikah, yang tentunya mertua saya berharap agar anaknya bisa sukses dalam karir seusai mengenyam pendidikannya. Terlebih mindset orang di kampung kami bahwa keluarga akan memiliki status soial yang lebih tinggi, jika anak2nya sekolah tinggi dan telah sukses bekerja.
Namun waktu itu istri saya memutuskan untuk berhenti bekerja dan ingin menjadi ibu rumah tangga setelah kurang lebih 4,5 tahun bekerja di rumah sakit dan klinik. Rencana itu bukan dadakan, karena beberapa bulan lalu memang sudah mewacanakan hal ini dengan berbagai pertimbangan matang dan itu atas inisiatif istri yang menurut saya begitu sangat mulia dan saya pun sangat menyetujuinya. Selain itu kami minta restu pada orang tua atas keputusan keluarga kecil kami ini. Salahsatu alasan utama berhenti bekerja karena ingin fokus untuk keluarga, khusunya ingin memberikan yang terbaik untuk sang buah hati sepenuhnya bukan paruh waktu atau sisa-sisa tenaga seusai menuntaskan pekerjaan. Maka disitulah pengorbanan istri diuji, ego status sosial, penghasilan, hubungan sosial pekerjaan disampingkan demi kepentingan keluarga menurut versi keluarga kita. Jika ada yang bilang, kok ya sayang pendidikan sudah lumayan tapi gak kerja, jangan khawatir bahwa pendidikan ini didedikasikan untuk keluarga, bahwa orang yang melayani suami dan anak adalah orang spesial yang memiliki pendidikan tinggi dan dengan kasih sayang yang tak terbatas InsyaAllah.. Jika ada yang bilang, kok ya sayang kalau keluar dari pekerjaan, padahal itu buat nambah penghasilan dan tabungan. Maka sesungguhnya ada rezeki Allah yang sangat luas dan yakin akan mendapat rezeki dari arah yang lain..
Kesimpulannya, antara wanita karir dengan ibu rumah tangga sama sama memiliki kebaikan. sehingga saya berpendapat bahwa tak sepantasnya wanita karir merendahkan ibu rumah tangga yang memiliki pendidikan yang tinggi, dan sebaliknya ibu rumah tangga pun tak elok merendahkan wanita karir karena dianggap menelantarkan anak dan suaminya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H