Lihat ke Halaman Asli

Reunifikasi untuk Menegaskan PAN adalah Rumah Besar Kemajemukan

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1424859765436474741

[caption id="attachment_399387" align="aligncenter" width="673" caption="Caketum DPP PAN Zulkifli Hasan dan Ketum Soetrisno Bachir - foto: liputan6.com"][/caption]

Lahirnya Partai Amanat Nasional (PAN) dibidani oleh banyak tokoh Reformasi. Di tengah perjalanan, tokoh-tokoh itu satu per satu memilih tak aktif. Banyak faktor yang menyebabkan mereka tak lagi ikut membesarkan partai.

Untuk itu, calon Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan dengan misi reunifikasinya, dimana tokoh-tokoh yang turut mendirikan PAN dan pernah berjasa bagi partai berlambang matahari ini akan dirangkul lagi.

Tokoh bangsa sekaliber Buya Syafii Maarif, AM Fatwa, Soetrisno Bachir, Goenawan Mohammad, Faisal Basri, Din Syamsuddin, dan sebagainya jika dirangkul untuk kembali menyumbangkan gagasan serta fikirannya, bukan tidak mungkin PAN akan bertransformasi menjadi partai besar di Pemilu 2019.

Di tengah tantangan zaman yang ada, PAN sebagai rumah besar kemajemukan, jangan dinodai dengan mental-mental eksklusifitas, sentralisme kewenangan, dan kebuntuan regenerasi. Zulkifli Hasan hadir membawa obor perubahan. Ia SIAP melanjutkan estafet kepemimpinan senior, dan abangdanya yang ia hormati: Hatta Rajasa.

Rumah kemajemukan yang dimaksud adalah sebuah penegasan khittah PAN yang lahir dari rahim reformasi dengan semangat demokratisasinya. Demokrasi tanpa sekat, tanpa ‘premanisme’ kekuasaan, dan tanpa pembungkaman suara kader. Insya Allah dengan ridho-Nya, PAN akan besar dan bermaslahat dengan nawaitu berlomba-lomba untuk kebaikan. Semoga.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline