Lihat ke Halaman Asli

SYILVIA HERLINA

Be Dreamer Lillah

Tiga Tahun Empat Bulan, tentang Aku dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Diperbarui: 14 Maret 2022   17:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

 

Kubuka kembali lembaran-lembaran hitam putih peristiwa saat aku pertama kali menginjakkan kaki di kampus muda mendunia. Iya, kampus islami yang terletak di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul ini memberikan banyak memori dalam hidupku selama aku menyandang status sebagai seorang mahasiswi. 

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, disanalah aku memulai perjuangan meraih impian. Tepat pada pertengahan 2018, aku berangkat dari Borneo menuju kota istimewa, Yogyakarta. Berbekal tekad yang kuat, kuyakinkan diriku bahwa aku mampu meraih cita di kota perantauan nan jauh dari kampung halamanku.

Agustus 2018, saat itu aku masih tinggal di asrama mahasiswi yang dikenal dengan sebutan university residence atau yang disingkat dengan UNIRES. Merupakan sebuah asrama tempat mahasiswi baru kampus Muda Mendunia. Aku berjalan kaki dari asrama menuju tempat ospek mahasiswa baru UMY yang dikenal dengan sebutan MATAF (Masa Ta'aruf). 

Berbekal semangat yang menggebu, kulangkahkan kaki dari gerbang selatan menuju gerbang utara kampus muda mendunia. Meski lelah berpacu dengan waktu, namun aku sangat senang karena aku tidak sendiri. Kala itu ada banyak mahasiswa baru lainnya yang juga beramai-ramai berjalan kaki menuju lokasi MATAF. 

Hal yang paling membuat aku bahagia di hari pertama MATAF adalah untuk pertama kalinya aku berjumpa dengan banyak teman dari berbagai daerah. Berkumpul menjadi satu dengan sebutan Fakultas Agama Islam. Hari itu pula, untuk pertama kalinya aku mengenakan jas almameter berwarna merah darah; "berani", bertuliskan Muda Mendunia Unggul Islami, aku menaruh harapan besar bahwa kelak aku harus memberikan yang terbaik untuk kampus ini.

Memasuki tahun 2019, aku menjadi seorang mahasiswi yang begitu disibukkan dengan berbagai kegiatan kampus. Kegiatan-kegiatan seperti perkuliahan, kepanitiaan, serta kegiatan organisasi sudah kuikuti sejak dini. Teman-teman kerap kali menyebutku seorang "mahasiswi kura-kura". 

Sebuah istilah yang menggambarkan seorang mahasiswi yang disibukkan dengan kuliah lalu rapat. Namun, dibalik itu semua aku merasa senang sebab aku mendapatkan banyak pengalaman juga banyak kenalan. Berbagai pengalaman kepanitiaan sudah aku rasakan sejak aku duduk di bangku perkuliahan semester awal.

 Lika-liku dan keseruan saat menjadi panitia sangat berbekas di hatiku. Kesibukkan dalam organisasi juga tak luput kerap membuat aku harus pandai membagi waktu. Aku harus bertanggung jawab dengan amanah yang sudah diberikan padaku. Aku belajar untuk menghargai setiap perbedaan pendapat serta perbedaan lainnya yang membuat aku terus bertumbuh dan terus belajar. 

Pengalaman-pengalaman itu yang secara tidak langsung membuat aku tumbuh menjadi seorang mahasiswi yang kuat dan berani. Kuat saat berbagai rintangan maupun kesulitan datang menghampiri dan membuat aku harus berani mengambil keputusan serta belajar untuk memecahkan masalah. 

Evaluasi dari setiap kegiatan kujadikan sebagai pembelajaran yang tak kutemukan saat aku duduk di bangku kelas. Bagiku, pengalaman dalam sebuah kepanitiaan sangat banyak membentuk diriku menjadi seorang pribadi yang bertanggung jawab, kreatif, dan selalu berusaha untuk menghargai waktu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline