Lihat ke Halaman Asli

Aksara Sulastri

Freelance Writer Cerpenis

Cerpen: Menunggu Hujan Reda

Diperbarui: 25 Juni 2022   21:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar dari liputan6.com

[Yah, Bunda sudah sampai di tempat biasa] ; Ranum

Keren terbelalak saat membaca pesan masuk ponsel adiknya milik Daffa tertinggal di meja dapur. Sekolah masih SMP kelas tiga sudah menjalin hubungan dengan panggilan sayang ayah dan bunda. 

Daffa menampilkan deretan gigi putih saat berpapasan dengan Keren lalu gugup meraih gadget.

Daffa menggulum senyum membalas pesan dari kekasihnya. Keren mengekor sedari tadi. 

Tiga gadis remaja duduk dalam sepeda kayuh berhenti di pertigaan gang. Keren menebak salah satu gadis tersebut merupakan kekasih Daffa.

"Mbak Keren Daffa pacaran tuh." Seorang anak kecil yang usianya di bawah sepuluh tahun mengadu.

Keren pernah remaja, Keren takut adiknya salah pergaulan. Daffa yang tampak malu-malu hanya berhenti dalam jarak satu meter kembali menengok ke belakang. Kedua mata Keren dan Daffa saling bertemu, Kakaknya memberikan teguran lewat tatapan tajam

Daffa duduk dengan santainya. Keren memberitahu kepada Ayahnya, Pak Babin.

Namun hanya ditanggapi, "Mereka itu teman sekelas, Daffa."

Langit biru kini diselimuti awan hitam dan mungkin sebentar lagi akan turun hujan. Akan tetapi, Daffa enggan beranjak dari sana. Keren hendak memanggilnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline