Lihat ke Halaman Asli

Aksara Sulastri

Freelance Writer Cerpenis

Antrian Minyak Sepanjang Kereta Sandal

Diperbarui: 8 Maret 2022   04:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi antrian minyak dengan sandal, sumber dari dokpri status wa


Pernah ke Pemalang pasti tahu Toko BASA, toko terbesar di Kota ini. Yang setiap hari bejibun pelanggannya. Bahkan antrian minyak pun sepanjang kereta sandal. Hingga membuat viral di Media sosial.

Kali ini berbicara soal minyak yang sedang langka. Para emak-emak sampai rela menunggu dari toko yang masih tutup. Hanya untuk berburu minyak. Lucunya mereka sangat antusias dengan cara unik mengantri, yakni dengan menaruh sandal di depan gerbang Toko. Mereka takut kehabisan jika datang terlambat.

Sumber; Screenshot dari Vidio sedang viral

Saya melihat aktivitas ini, rasanya ingin tertawa sendiri. Membayangkan jika pembeli minyak yang mengantri paling belakang, pas waktu gilirannya ternyata sudah kehabisan. Pasti akan merasa seperti di PHP-in. Mungkin nangis kejer. Akan tetapi, Saya justru beranggapan cara mengantri zaman sekarang sungguh unik. Cuma dengan sandal dan menghindari desak-desakan.

Meskipun begitu kalau sudah waktunya toko buka, para Emak-emak akan beraksi langsung berdiri. Mereka menunggu celah barangkali orang yang mengantri sandal tersebut sedang pergi sebentar, di waktu gilirannya. Yang lain menyerobot saja. Kalau begini sih ujung-ujungnya ribut yah, Bun. Tak ada aksi tanpa reaksi.

Ilustrasi antrian sandal dokpri

Aksi budaya antre tentu harus tertib, dasarnya orang pasti memiliki sifat tak sabaran. Ya, mau gimana kelamaan nunggu. Orangnya pergi, ada kesempatan, ya pastinya langsung sikat. Pusing dah kalau seperti ini.

Beruntung Saya sebagai emak muda yang baru memiliki satu anak, kalau di rumah jarang masak. tidak sampai kepikiran itu buat antre minyak atau berburu minyak ke mana-mana. Ini cuma solusi saja sih, ketimbang berburu minyak yang harganya termurah tetapi mengantrinya dari subuh. Mending di rumah beli lauk ke warung. Cuma masak nasinya saja, sudah klier tak perlulah capai-capai berdesakan. Lebih baik menghindari kerumunan panjang, dari kisruhnya pembeli minyak.

Hal ini membuat pedagang yang sudah lama membeli stok banyak sebelum minyak naik. dia bisa menjual murah ke pelanggan. Namun, akan diberi sangsi yang menjual minyak terlalu murah oleh Pemerintah. Harga harus sesuai dengan ketetapan Pemerintah. Akan tetapi, demi merauk keuntungan banyak. Ada juga pedagang yang melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Seperti di Toko kelontong di perkampungan yang jarang orang tahu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline