Siang ini cuaca begitu terik, cahaya masuk lewat dinding berlubang. Kediaman Orang tua Johan dari bilik bambu sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini.
"Aku ingin keluar dari pekerjaan," kata Johan kepada Riana.
Sontak mata Riana menatap tajam kepada Johan sang suami. Tak suka dengan keputusan yang sangat mendadak.
"Keluar, katamu lalu kau akan menganggur."
"Dengar, Ri. Kamu tak perlu khawatir. Aku akan berusaha mencari pekerjaan lain selain ini."
Pekerjaan Johan sebagai sopir truk membuatnya sering jauh dari keluarga. dia merasa tak cukup dari seminggu hanya hari Minggu saja dia berada di rumah. Setelahnya dia akan terjebak dalam kemacetan lalu lintas dan pemandangan jalan raya, roda dua dan empat.
Harapan Johan hanya satu, setiap kali dia membuka matanya di sisi kanan hanya ada Riana bukan bangku kosong di dekat kemudinya.
Riana duduk termangu, terdiam lama. Perasaan sang istri tak karuan memikirkan utang.
Kedua tangan terhimpit diujung lengan, dipeluk Riana namun wanita bermata sipit itu berpaling. Ada butiran kecil yang akan jatuh dari pelupuk mata.
"Seandainya aku masih kerja, Jo. Kehidupan kita akan jauh berbeda."