Lihat ke Halaman Asli

Aksara Sulastri

Freelance Writer Cerpenis

Pensiun Kerja Beralih Menjadi Makelar

Diperbarui: 14 Februari 2022   22:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pengusaha Muslim.com

Pensiun kerja lalu beralih menjadi Makelar bukan perkara mudah. Makelar atau perantara merupakan orang yang bertindak sebagai penghubung antara 2 belah pihak yang berkepentingan.

Tentunya sebelum kerjasama antara keduanya harus dilakukan secara keterbukaan. Banyak resiko yang terjadi, apalagi bagi pemula yang belum berpengalaman dalam hal ini. Harus belajar bertanggung jawab.

Saya ingin bercerita tentang pengalaman suami baru-baru ini. Sebelumnya, suami bekerja sebagai security di Pabrik kabel. Cara kerjanya dengan tiga shift, pagi, sore dan malam. Total 8 jam kerja. Shift Pagi pulang jam 16.00 sore, shift sore pulang jam 00.00 malam dan shift malam pulang jam 8 pagi.

Gaji menunggu sebulan tanpa ada uang harian, tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Saya sendiri hanya seorang ibu rumah tangga. Akhirnya, suami memutuskan untuk resign. 

Suami memiliki keahlian menenun, dia mencoba menjadi buruh tenun. Gaji dihitung sesuai jumlah garapan sarung. Sebelum pandemi gaji tenun lancar dibayarkan. Sayangnya setelah memasuki tahun 2021, masa sulit perekonomian keluarga kami di roda bawah.

Seperti ketika pembayaran gaji yang akan diambil kadang menunggu waktu beberapa hari. Yang biasanya dibayarkan seminggu sekali, bisa sampai dua minggu. Atau benang tenunan kosong terpaksa menganggur. 

Saat pekerjaan tenunan mulai sulit karena pandemi. Saudara dari Bapak mertua meminta bantuan. Suami menjadi makelar rumah kontrakan yang berada di Bojongbata. Kontrakan setahun 6 juta harga dari si pemilik. Untuk memperoleh keuntungan, suami menawarkan orang lewat media sosial lebih dari itu. 

Terjadi masalah, karena foto kontrakan terdapat nama label salon pengontrak sebelumnya. Ke foto lalu diupload ke media sosial. Si pengontrak sebelumnya tidak terima, mengatakan bahwa dirinya belum benar-benar keluar dari kontrakan. Saudara suami sudah bilang bahwa si pengontrak sudah selesai kontrak. Dan, tidak lagi diperpanjang dengan alasan sudah membeli rumah baru. 

Namun, kenapa marah-marah menyalahkan suami saya? Suruh hapus postingannya. Apa yang terjadi? Akhirnya, Suami menghapus postingan. Memposting kembali kontrakan dan mengedit foto mencoret nama spanduk salon. Kontrakan pun akhirnya laku meski bersabar dalam dua bulan.

Lalu lanjut bisnis jual-beli, menjualkan odong-odong. Saudara suami sudah sepakat dari dia dijual 35 juta, suami berhasil menjualkan 36 juta. Terjadi masalah lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline