Lihat ke Halaman Asli

Akrima KhildaSuryadi

Mahasiswa Psikologi Universitas Islam Indonesia

Pornografi Penghancur Generasi Muda Indonesia

Diperbarui: 1 Desember 2022   17:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pornografi, satu kata yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Konten yang berisi tentang hal-hal yang berbau ketelanjangan ini sudah tersebar di berbagai media yang ada di sekitar kita. 

Media online, vidio, bahkan game yang dapat diakses oleh anak-anak bahkan sudah tercemar oleh konten pornografi ini. Pakaian-pakaian mini yang dipakai oleh karakter-karakter dalam game sudah menjadi awal dari dimulainya bahaya pornografi yang dapat menghancurkan generasi muda Indonesia.

Menurut UU No.48 Tahun 2008 menyatakan bahwa: "Pornografi merupakan gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, percakapan, gerakan tubuh, dan bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukkan yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma masyarakat."

Banyak masyarakat yang menganggap remeh bahaya pornografi, padahal pornografi jauh lebih berbahaya daripada narkoba. Pornografi dapat merusak Pre Frontal Cortex (PFC) yang mengatur sistem perencanaan masa depan, mengendalikan diri, dan berpikir kreatif dengan membanjirinya menggunakan dopamin.

Pornografi juga dapat menyebabkan kecanduan sehingga seseorang yang telah menontonnya semakin penasaran dan penasaran sebelum akhirnya tidak bisa lepas dari rasa kecanduan tersebut.

Untuk mencegah generasi muda Indonesia hancur oleh pornografi, diperlukan kerjasama dari orangtua dan guru-guru serta lingkungan di sekitar anak agar mereka tidak terjerumus ke dalam bahaya kecanduan pornografi. 

Orangtua perlu mengawasi, memperhatikan, dan mebrikan kasih sayang kepada anak-anak mereka agar anak tidak mencari kesenangan dengan melihat konten-konten di internet, guru-guru perlu memberi murid-murid mereka bimbingan konseling dan memberikan pengetahuan-pengetahuan tentang bahaya pornografi, serta lingkungan di sekitar anak perlu bekerja sama agar dalam memberi pengawasan atas perilaku anak agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline