Lihat ke Halaman Asli

Jejak-jejak Hidup

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Y O G Y A K A R T A

Yogyakarta......

Inilah kota pertama yang aku singgahi setelah lulus dari Madrasah Aliyah ku di Ciamis, Pondok Pesantren Modern Darussalam Ciamis Jawa Barat asuhan KH. Irfan Hielmy. Kota ini yang disebut juga sebagai kota pendidikan yang membuat daya tarik sendiri bagiku untuk melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi yakni menimba ilmu sebagai mahasiswa dibangku perkuliahan disalah satu perguruan tinggi. Ada banyaknya universitas negri maupun swasta di kota ini menjadikan banyaknya pendatang maupun perantau yang memadati kota ini dengan tujuan untuk menuntut ilmu dan meraih cita-cita.... dan salah satunya aku yang datang dengan modal niat yang lurus, tekad dan kemauan yang kuat untuk menimba ilmu dan mencari pengalaman untuk meraih impian..

Kota yogyakarta ini membuatku sangat berkesan dengan budayanya yang masih kental dengan sistem dibawah naungan pemerintahan kerajaan abdi dalem kraton yang di jabat oleh Sri Sultan Hamengkubuwono yang ke X. Kota ini juga dikenal dengan batiknya dan makanan gudeg yang menjadi ciri khas kota ini. Selain itu ada banyak wisata yang bisa dikunjungi, salah satunya adalah pusat perbelanjaan yang sudah sangat dikenal yaitu Pasar Bringharjo dan Malioboro...Kota ini juga merupakan salahsatu daerah istimewa yang ada di Indonesia yang menjadi bukti sejarah perjuangan bangsa indonesia dalam perjuangan melawan penjajah...

Kembali pada perjalananku....

Aku yang ingin menimba ilmu di tanah perantauan kota Yogyakarta ini, yang saat itu pilihanku jatuh pada Universitas yang kental akan kajian dan khazanah keagamaanya yang dalam bahasa lainnya adalah tingkat religiusitasnya sangat tinggi yaitu UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang dahulu orang mengenalnya sebagai IAIN Sunan Kalijaga. Perubahan nama itu karena adanya perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat pasca terjadinya gempa besar yang melanda kota yogya pada tahun 2006 dengan daya kekuatan gempa 7,5 sk yang meruntuhkan hampir semua bangunan di kampus ini. Perkembangan pesat itu mulai dari bangunan, keilmuannya, kelembagaan dan keorganisasiannya bahkan mahasiswanya kini lebih dari dua kali lipatnya memadati kampus rakyat ini hingga bertranformasi yang tadinya IAIN (Institu Agama Islam Negeri) berubah menjadi UIN (Universitas Islam Negri). Di kampus inipun sekarang terdapat banyak pilihan keilmuan yang ingin diampu, tercatat ada 7 Fakultas, yaitu; Fakultas Tarbiyah, Syari’ah, Sain dan Tekhnologhi, Sosial dan Humaniora, Adab, Dakwah dan Ushuludin. Dan pada tiap-tiap fakultas terdapat beberapa pilihan Bidang Studi/ jurusan.

Pilihanku adalah fakultas Tarbiyah dengan bidang Studi PAI (Pendidikan Agama Islam). Fakultas Tarbiyah ini adalah fakultas yang paling favorit diantara fakultas lainnya yang ada di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, terbukti dengan data jumlah mahasiswanya mendominasi/ terbanyak di fak. Tarbiyah khususnya pada bidang studi PAI, yang ruangannya hingga mencapai 6 kelas dengan rata-rata 50 mahasiswa tiap kelasnya.

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini adalah pilihan terakhirku yang sebelumnya aku sempat memperjuangkan untuk bisa masuk di salah satu Universitas besar di Jakarta yaitu Universitas Paramadina. Namun karena adanya beberapa pertimbangan dan hal lain yang menyebabkan aku mengurungkan niatku untuk kesana. Salah satu dari permasalahannya adalah adanya masukan atau saran dari guruku yang mengajar Mata Pelajaran Ushul Fiqih di Madrasahku dahulu, yakni beliau mengatakan dan mengkhawatirkan diriku terbawa arus oleh lingkungan dan dogma-dogma/ paradigma yang diajarkannya mengingat Paramadina adalah Universitas liberal yang adanya banyak pandangan dan pemikiran bebas dalam agama. Oleh karena itulah aku mengurungkan niatku untuk kesanan walaupun berkas-berkas berbagai persyaratannya telah kupenuhi semua termasuk artikel dan opini yang diminta... tetapi akhirnya aku memilih untuk melanjutkan pendidikanku di kota Yogyakarta.... dan aku anggap ini adalah bagian dari Takdirku yang Allah tentukan..

Pilihanku untuk kuliah sebenarnya tidak langsung di “iya” kan oleh ayahku mengingat kondisi finansial/keuangan keluarga sedang minim karena ada banyaknya pengeluaran di keluarga kami, yakni kebutuhan kedua kakaku yakni kakak yang pertama Agus Purwanto yang sebentar lagi akan mengakhiri masa kuliahnya (wisuda) di Amikom Cirebon dan Mbakyu ku Oom Nuryaumul Wihdah sebagai semester akhir yang sedang banyak kebutuhan di kampusnya di UMY Purwokerto dan kedua adikku yakni Rizki Ahmad Fauzi yang baru saja lulus SD yang akan daftar masuk SMPdanadikku Najma Aini Al Hanifah yang paling kecil yang masih imut dan dimanja, umurnya sekitar 4 tahunan.

Akhirnya dengan modal kemauan dan tekad yang kuat itulah yang menghantarkanku untuk memperjuangkan pilihanku untuk melanjutkan kuliah walau dengan kondisi apapun, aku yakin dalam hati pasti Allah akan memberi kemudahan dan senantiasa memberi jalan bagi hambanya yang memiliki kemuan yang kuat dan berjuang dijalannya.... tertancap dalam hatiku teringat kata-kata bapak pengasuhku di pondok pesantren Darussalam Ciamis, KH Irfan hielmy, layaknya seorang kyai yang memberi petuah ataupun pesan kepada santri/ muridnya yaitu... “beramalah dengan ilmu dan sertakanlah amal dengan limunya.....”kata itu yang selalu terngiang dalam telingaku hingga membuatku semangat untuk menuntut ilmu mencari pencerahan baru....

To Be Continue.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline