Lihat ke Halaman Asli

Mencumbu Pagi

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tersudut di penghujung sepi Kuhanya bisa duduk sendiri Nikmati secangkir teh panas Dan kepulan asap di jalan napas

Aku hanya ingat satu hal Cumbumu ... Yang begitu nakal bayangi tiap saatku Menggelitik tiap bebulu di dadaku

Apakah ini tabu......... Saat kubilang "aku ingin bercinta denganmu?" Yang kutahu kau hanya tersenyum malu Dan mengerling penuh rasa padaku

Sayang aku tak ingin itu Kau terlalu berharga bagiku Bagai gegelas keristal yang ku jaga selalu Karena begitu takutnya ku merusakmu

Kuharap kau pahami itu.. Karena begitu agung cinta itu Bukannya merayu dengan napas memburu Yang hanya berharap kenikmatan semu

Bukan pula seperti isapan rokok sang pecandu Yang serasa nikmat di telan sesaat Keluar lewati jejalan napas Lalu menghilang tanpa berbekas

Di penghujung sepi ini Tak ingin lagi kududuk sendiri Ku ingin tidur dalam kedamaian hati Memeluk ragamu tanpa birahi

Biarlah Malam yang mencumbu pagi Agar lahirkan mentari yang berseri Usir segala kegelapan dihati Yang buat diri sering tak bisa menahan diri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline