Dalam pandangan Islam, konsumsi sangatlah penting, sehingga seseorang berhati-hati dalam harta dan pengeluarannya. Al-Quran dan Hadits juga memberikan berbagai petunjuk yang jelas agar perilaku konsumsi manusia terkendali dan dijauhkan dari sifat-sifat kotornya. Gaya hidup hedonis semakin populer akhir-akhir ini.
Hedonisme sendiri merupakan pandangan hidup yang beranggapan bahwa manusia dapat mencapai kebahagiaan dengan mengejar kebahagiaan sebanyak-banyaknya, termasuk pengeluaran dan konsumsi berlebihan. Sebagaimana diketahui, tujuan konsumsi dalam Islam adalah untuk memenuhi kebutuhan (konsumsi) manusia akan ketaqwaan kepada Allah, sehingga menjadi ibadah yang patut. Padahal seharusnya manusia mencari makan dan mengkonsumsi yang halal dan tidak boleh berlebihan.
Perilaku konsumen yang sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya menjamin kehidupan yang adil dan sejahtera bagi manusia di dunia dan akhirat. Berdasarkan kajian Al-Quran dan Hadits, hendaknya umat Islam memanfaatkan hartanya untuk keperluan yang bermanfaat dan bukan untuk hal-hal yang tidak berguna. Di zaman modern ini, perilaku konsumen seperti hedonisme sudah menjadi hal yang lumrah bagi sebagian besar masyarakat. Saat ini Al-Quran mengatur tiga prinsip dasar konsumsi: halal, bersih dan sehat, dan kesederhanaan.
Di bawah ini kita akan membahas tiga prinsip dasar konsumsi yang disyariatkan Islam, yaitu :
1. Prinsip Halal, dimana seorang muslim diperintahkan untuk mengkonsumsi sesuatu yang halal dan tidak mengambil yang haram. Sebagaimana firman Allah dalam QS.Al-Maidah :88.
2. Prinsip kebersihan dan menyehatkan, Al-Qur'an mengingatkan manusia untuk memakan makanan baik yang telah Allah anugerahkan kepada manusia. Sebagaimana firman Allah QS. Al-Baqarah [2]:168 , QS. Al-Baqarah [2]:17 dan QS.An-Nahl [16]:114.
3. prinsip kesederhanaan, bahwa manusia haruslah mengambil makanan dan minuman sekedarnya dan tidak berlebihan karena makanan berlebihan itu berbahaya bagi kesehatan. Prinsip kesederhanaan ini juga berlaku bagi pembelanjaan, orang tidalah boleh berlaku kikir dan boros. Sebagaimana firman Allah dalam QS.Al-A'raaf :31, QS. Al-Maidah :87 dan QS. Al-Furqan :67.
Dapat disimpulkan bahwa Islam mengajarkan manusia untuk bahagia dengan apa yang ada pada dirinya. Namun, untuk mencari kebahagiaan Islam membatasi hal ini dengan membedakan antara keinginan yang membawa manusia pada kebaikan dan keinginan yang membawa manusia pada kesesatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H