Sendiri Menyepi
Terduduk sila meratap pada laptop
Sepi sunyi tak berpenghuni
Semua pergi entah kemana
Tinggal aku sendiri menyepi dalam gelap
Siapa suruh menyendiri
Temanku banyak
Aku saja yang tak mau bergaul
Asyik sibuk dengan dunia sendiri
Maunya disamperin tak mau nyamperin
Siapa aku ini? Bukan raja bukan pangeran
Yang bisa ditemenin oleh abdi dalem
Sepi sunyi penuh kehampaan
Semua pergi tinggalku sendiri
Sendiri menyepi dalam ruang yang gelap
Serang, 21 April 2011
Jenuh
Heboh ramai berita di televisi
Mereka sibuk mereka panen
Saling menuduh merasa paling benar
Bom teroris benih baru telah muncul
Siapa duluan yang menuai benih
Mereka hanya bisa menyalahkan
Merasa diri paling sempurna
Mereka sedih karena jasad belum dikubur
Siapa suruh ngebom di masjid
Tuhan manapun tak kan sudi menerima ruh kalian
Mereka itu bodoh
Korban hawa nafsu merasa diri sebagai tuhan
Rasakan sendiri laknat dari tuhan
Tak sejengkal tanah kan sudi menerima kalian
Kamar kost, 21 April 2011
Wanita Ahlul Surga
Teruntuk ibunda
Lama kau menjagaku
Pagi siang malam kau biarkan diri selalu terjaga
Untuk sang buah hati yang baru saja lahir ke dunia
Suara tangis di tengah malam
Membukakan matamu yang baru sahaja terpejam
Mengganti popok dan memberi susu penidur
Kini anakmu telah tumbuh dewasa
Memberikan noda pada jantungmu
Noda itu kau terima penuh cinta
Memeluk anakmu penuh air mata
Bunda, maafkan anakmu ini
Aku belum bisa persembahkan surga untukmu
Hanya terus memberi noda kecemasan
Aku berjanji untuk mu bunda
Aku berjanji kan segera berikan surga untuk mu
Surga dunia dan akhirat sebagai persembahan kepadamu
Wahai wanita ahlul surga
Serang, 21 April 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H