Lihat ke Halaman Asli

Oase Cinta

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sudah lama aku tidak melukis rona yang terpancar dari oase yang ku temui.
Membuat pijakan atas loncatan-loncatan kecil dan menyeberanginya dalam imaji pelangi.
Aku bertemu dengan Oktober yang membawaku pada potongan-potongan puzzle lain yang telah aku kumpulkan perlahan.
Meninggalkan melodi September yang pernah mengiris hariku dengan peluh hujan.
Aku tersenyum dalam binar merah langit di waktu fajar.Menunggu dalam luapan rindu yang mungkin belum sempat terucap.Tidak seperti waktu saat bermain dengan pangeran dan puteri.Saat ini lebih baik menunggu penuh misteri.Memacu adrenalin karena seketika dapat mengetuk pintu dalam luapan takdir.
Keluar dari zona nyaman dalam fase kehidupan mungkin seperti do’a yang mampu mengubah mata rantai logika menjadi spektrum fatamorgana indah yang kemudian menjadi nyata.
Dan aku tidak hanya sedang melukis oase dalam kilasan lorong waktu.Aku juga sedang merajutnya perlahan dengan benang yang teruntai dari oase indah yang penuh cinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline