Lihat ke Halaman Asli

Akmaliyatun Nissa

Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta

Duka dan Harapan: Bagaimana Kehilangan Membuat Saya Menjadi Pribadi yang Lebih Kuat

Diperbarui: 12 Juni 2024   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pagi itu masih terasa seperti mimpi buruk yang tak berkesudahan. Kabar yang diterima ketka masih di sekolah memecah keheningan, dan kabar yang saya terima menghancurkan hati saya seketika. Ayah, sosok pahlawan dan penopang utama dalam hidup saya, telah meninggalkan dunia ini. Rasanya seperti kehilangan arah di tengah badai, terombang-ambing tanpa pegangan. Kehilangan ini membuka luka yang begitu dalam, mengubah setiap detik menjadi perjuangan untuk menemukan alasan untuk melanjutkan hidup.

Kehidupan saya berubah selamanya pada hari itu, hari ketika ayah saya meninggal dunia. Ayah adalah pahlawan saya, teladan yang mengajarkan saya tentang integritas, kerja keras, dan cinta tanpa syarat. Kehilangan beliau adalah pukulan yang sangat berat bagi saya, meninggalkan kekosongan yang sulit diisi.

Pada awalnya, saya merasa tenggelam dalam lautan kesedihan. Setiap sudut rumah mengingatkan saya pada kenangan bersama ayah, dari tertawanya yang hangat hingga nasihat bijaknya. Kehidupan sehari-hari menjadi sangat berat, dan saya sering kali merasa kehilangan arah. Tidak ada lagi sosok ayah yang bisa saya andalkan untuk meminta nasihat atau sekadar bercerita tentang hari-hari saya.

Namun, di tengah kepedihan itu, saya mulai menemukan cara untuk menghadapi kehilangan ini. Saya ingat ayah selalu mengajarkan pentingnya ketangguhan dan tidak mudah menyerah. Dengan mengingat ajaran-ajaran beliau, saya mulai perlahan bangkit dan mencari cara untuk meneruskan hidup dengan lebih baik.

Salah satu langkah pertama yang saya ambil adalah menulis. Saya menulis tentang kenangan-kenangan indah bersama ayah, tentang pelajaran yang beliau berikan, dan tentang bagaimana saya merindukan beliau setiap hari. Menulis menjadi terapi bagi saya, membantu saya mengungkapkan perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Saya juga mulai mencari aktivitas yang menghubungkan saya dengan kenangan ayah. Salah satu hal yang kami sering lakukan bersama adalah membaca buku. Saya ingat betapa kami sering duduk bersama di ruang tamu, terbenam dalam dunia kata-kata dan cerita. Setiap kali saya membuka buku yang pernah kami baca bersama, saya merasakan kehadiran ayah di samping saya, seolah-olah beliau masih ada di sana, membimbing saya melalui setiap halaman. Membaca tidak hanya menjadi pelarian dari kesedihan, tetapi juga cara untuk merasakan kembali kehangatan dan kebijaksanaan yang selalu beliau bagikan.

Selain itu, saya menemukan kekuatan dalam dukungan keluarga dan teman-teman. Mereka mendengarkan cerita saya, berbagi kenangan mereka tentang ayah, dan memberikan dukungan emosional yang sangat saya butuhkan. Saya belajar bahwa berbagi rasa sakit dan kenangan adalah bagian penting dari proses penyembuhan.

Melalui proses ini, saya menyadari bahwa meskipun kehilangan ayah adalah sesuatu yang tidak akan pernah sepenuhnya pulih, saya bisa belajar untuk hidup dengan kehilangan itu. Saya belajar untuk menghargai setiap momen, untuk tidak menunda-nunda mengungkapkan cinta kepada orang-orang terdekat, dan untuk menemukan kekuatan dalam setiap tantangan yang datang.

Kehilangan ayah telah membentuk saya menjadi pribadi yang lebih kuat dan lebih bijaksana. Saya menjadi lebih menghargai hidup dan lebih bertekad untuk menjalani hidup dengan penuh makna, seperti yang ayah inginkan. Setiap hari, saya berusaha untuk meneruskan warisan ayah dengan menjalani hidup yang penuh integritas dan kasih sayang.

Meskipun ayah tidak lagi ada di sini secara fisik, semangat dan ajaran beliau tetap hidup dalam hati saya. Saya tahu bahwa beliau akan selalu menjadi bagian dari diri saya, dan dari setiap duka yang saya alami, saya menemukan harapan untuk terus maju dan menjadi pribadi yang lebih kuat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline