Lihat ke Halaman Asli

Pasukan ‘Bodrex’ Dibantai Uruguay 1-7

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

[caption id="attachment_283339" align="alignleft" width="300" caption="(VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis)"][/caption] Anda masih ingat bagaimana kehebatan Bambang Pamungkas (Bepe) mengolah bola sambil terbang melayang dalam satu iklan obat sakit kepala? Ketika itu Bepe diserang sakit kepala hebat. Setelah meminum obat itu, dia langsung kembali bertenaga dan menciptakan goal. Selebrasi gol Bepe pula yang mengakhiri iklan tersebut. Tak hanya itu, barang kali Anda juga akan ingat sekali bagaimana kehebatan Bepe terbang melayang sambil melakukan tendangan salto di sebuah iklan minuman berenergi. Saat itu Bepe kuat setelah mengkonsumsi minuman bertenaga dan berhasil memetik kelapa dengan bola. Alhasil tendangan salto Bepe membuat buah kelapa berterbagan dan memenuhi truk pengangkut. Hebat bukan? Tapi, itu semua hanya iklan sahaja. Jangan dimasukkan ke dalam hati atau membenarkan perkara itu. Iklan bisa bikin apa saja. Yang penting produknya laku. Memang benar kalau Uruguay bukanlah tandingan Indonesia. Seperti apa yang diucapkan oleh komentator pada saat berlangsung bahwa Timnas Uruguay merupakan semifinalis Piala Dunia 2010 yang kini berada di peringkat 7 FIFA sedang Indonesia jauh lebih rendah yakni di peringkat 131. Meski bermain dalam laga persahabatan, La Celete (julukan timnas Uruguay) tetap tampil serius dan dengan sportifitas tinggi. Alhasil pasukan Oscar Tabarez tanpa diperkuat Diego Forlan pun bisa meraih kemenangan telak 7-1. Di menit-menit pertama pertandingan, Uruguay langsung tampil menekan. Tetapi justru Indonesia yang bisa unggul di menit ke 17. Adalah Boaz Salosa yang membawa Indonesia unggul setelah menerima umpan cantik dari kapten Indonesia, Bambamg Pamungkas. Seluruh isi stadion bergemuruh. Suara teriakan Indonesia Raya terdengar menggelegar di Stadion GBK yang pada saat itu Presiden Indonesia juga turut menyaksikan laga tersebut. Alih-alih memimpin pertandingan, para pemain Indonesia mulai kelihatan letih. Saat itu pula pemain-pemain Uruguay mencoba memanfaatkan kelemahan fisik pemain Indonesia. Tak lama berselang, Uruguay langsung bangkit dan menceploskan tujuh gol beruntun. Duet striker Uruguay, Luis Suarez dan Edinson Cavani, sama-sama menyarangkan hat-trick, satu gol lagi dicetak Sebastian Eguren. Meski bermain di depan puluhan ribu pecinta sepak bola tanah air, timnas Indonesia pun harus mengakui keunggulan Uruguay dan mengakhiri pertandingan dengan wajah tertunduk lesu. Pertandingan persahabatan antara Indonesia vs Uruguay ini mesti menjadi pelajaran berharga bagi seluruh masyarakat Indonesia, terutama kepada pengurus PSSI. Bagaimanapun PSSI harus bertindak secepat mungkin membenahi pola permainan timnas Indonesia. Secara fisik, pemain-pemain Indonesia jauh lebih lemah dibandingkan pemain Uruguay. Padahal fisik pemain bola merupakan salah satu faktor terpenting. Permainan baru memasuki menit ke 30 para pemain Indonesia sudah tampak kewalahan mengatasi permainan pemain Uruguay yang terus menguasai bola. Teknik yang diperagakan oleh Bepe dkk. juga masih jauh dibandingkan lawannya. Indonesia terus berkutat di wilayah pertahanan sendiri. Tapi faktor ketidakdisiplinan pemain belakang membuat Marcus Horison terpaksa tujuh kali memungut bola dalam gawanya. Padahal pada menit-menit awal Marcus sempat menampakkan kegemilangannya menjaga gawang. Beberapa tembakan dari Civani mampu dia halau dengan ciamik. Naturalisasi Pemain vs Pembinaan Generasi Muda Beberapa minggu sebelum pertandingan persahabatan ini digelar, sempat bergeming bahwa beberapa pemain naturalisasi akan memperkuat timnas Indonesia. Meski diantaranya sempat mengikuti sesi latihan akan tetapi akibat beberapa hal teknis membuat mereka dipastikan tidak bisa ikut bertanding memperkuat timnas Indonesia. Padalah PSSI juga sempat ngotot untuk memasukkan nama-nama mereka dalam skuad pertandingan. tapi, tenyata tidak diijinkan FIFA. Memilih jalan untuk menaturalisasikan pemain keturunan Indonesia yang telah menjadi warga negara asing memang salah satu jalan baik. Hal ini bisa dilihat dari potensi pemain yang akan dijadikan sebagai WNI tersebut memiliki talenta yang bagus. Namun, apakah hal ini akan memberi kontribusi besar bagi timnas? Saya pikir jalan pintas seperti itu tak patut dilakukan. Menilik dari prestasi timnas yang anjlok dari beberapa tahun yang lalu, harusnya pengurus PSSI lebih serius mencari bakat pemain muda di Indonesia. Jumlah penduduk di Indonesia begitu banyak. Dari Sabang sampai Merauke terdapat ratusan anak-anak kecil bertalenta bagus. Mereka seharusnya direkrut dan dibina oleh PSSI. Dari jutaan anak-anak Indonesia itu toh yang terpilih dalam timnas hanya dua puluhan pemain. Kenapa harus ambil jalan pintas kalau ada yang lebih pantas? Peringkat FIFA Pada saat pertandingan memasuki sepuluh menit terakhir, salah satu komentator sempat mengatakan bahwa kekalahan ini wajar bagi Indonesia yang notabennya berada pada peringkat 131 FIFA sedang Uruguay di peringkat 7 setelah pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan mampu bersaing dan berhasil masuk ke semifinal. Di semifinal Uruguay kalah 2-3 atas timnas Belanda. Namun, menurut saya peringkat FIFA tak serta merta menjadi rujukan kekalahan Indonesia. Menilik pada pertandingan persabahatan antara Spanyol versus Argentina yang berakhir dengan kemenagangan telak Argentina 4-1. Padahal Spanyol merupakan peringkat pertama FIFA setelah untuk pertama kalinya menjuarai Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Pada saat bersamaan (Indonesia vs Uruguay) di Jepang juga dilangsungkan satu pertandingan persahabatan antara timnas Jepang vs Argentina. Pada pertandingan tersebut timnas Jepang berhasil mempermalukan Argentina dengan skor 1-0 untuk keunggulan Jepang. Padahal peringkat FIFA antara Argentina (5) jauh lebih teratas dibanding Jepang (30). Jadi jelas bahwa peringkat dunia tidak terlalu penting untuk beralasan. Semua sudah berlalu. Untuk memuaskan puluhan ribu pendukung timnas, PSSI telah memilih jalan yang tepat. Semoga tak sia-sia 4 Milliar yang digunakan untuk membawa Luis Suarez dkk ke Indonesia. Uruguay memang belum bisa dikalahkan oleh Indonesia. Namun, pertandingan persahabatan ini harus benar-benar menjadi pelajaran bagi PSSI untuk segera berbenah kalau memang mau berprestasi di ajang internasional. Jangan sakit kepala lagi Kapten!!! Mari kita minum sesuatu yang benar-benar berenergi. . . . Hiduplah Indonesia Raya . . . . . Salam olahraga!!!! [Akmal M. Roem]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline