Lihat ke Halaman Asli

Waktu Batu

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh Akmal M. Roem

Sepertinya sajak yang kutulis ini tak memiliki arti lagi
Dia hilang dalam waktu yang telah mejadi batu

Katamu; “waktu bukanlah jawaban kegelisahan atas apa yang kurasa”

Aku ingin sekali mencatat apa yang kau bisikkan itu,
Biar pun mereka menyangka bahwa cinta karena manusia itu indah,
Tapi, aku lebih memilih mencintamu karena Tuhan yang menuntun hatiku

Katamu; “ketika malam datang, aku seperti bayi yang hanya terus ingin menangis”

Malam menuntunku untuk mangadu padaNya
Bertanya tentang jawaban dari kegelisahan yang kurasa hari ini
Di dalam dekapan sunyi
Aku mengadu padaNya

Katamu; “Malam itu waktu yang menjadi batu, diam dan sunyi. Kita di sana. Bersujud!”

Aku akan selalu dituntun waktu
Dalam dekap malam
Dalam hati yang damai
Dalam jiwa yang sunyi
Hanya ada aku
waktu
kau
dan
sujud

kita hambaNya

Banda Aceh, 20 Oktober 2009

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline