Lihat ke Halaman Asli

Corat-coret dinding Facebook (#1)

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


  • “tumbal. cara satu-satunya untuk masuk ke Aceh”. sudah dua yang meninggal. siapa lagi nantinya? waduh, yang berjanggut itu harus hati-hati ya,,, dikira teroris pula nanti. alamak, lucu nian negeri ini. (04 Maret 2010 jam 17:55)


  • Aslan itu binatang yang habat. baik dan bisa bicara. kuat sekali pun… Andai ada Aslan di sini pasti ditangkap semua orang-orang jahat… karena Aslan ndak pake senjata, jadi dia ngak asal menembak atau membunuh sembarang orang. hohoho…. (04 Maret 2010 jam 11:07)


  • Bahkan tak ada kata yang bisa kuwakilkan perasaan untuk menyanjungmu; Ibu. sulit kutemukan kata-kata itu padahal, aku ingin sekali mengatakan bahwa kaulah yang terbaik. kaulah segalanya. Sudah sepekan aku tak melihat wajah cantikmu, Ibu. Rindu sekali hati ini. . (25 Februari 2010 jam 23:04)


  • ternyata masih ada yang meninggal kena tembak di Aceh. penambak ikan pula yang kena sasaran. . . Pak teroris jangan ke Aceh lagi donk… kami takut dengar bunyi-bunyi senjata lagi. gara-gara kalian datang, bapak Kapolda kami jadi nambah tugas lagi. Padahal aksi kriminalitas lain terus berlanjut di berbagai tempat lainnya. . . (24 Februari 2010 jam 22:27)


  • dan Wali kami pun ternyata masih rindu pada gunung yg dlu pernah ia jadikan kampung halaman. tempat di mana ia mengulas strategi perang dan merubah cara pandang orang! Oh, sungguh kau masih ingat tentang cerita itu, wali.Bagaimana dengan generasi penerusmu? setelah mendapat jatah di ladang nista, mereka kini murka, wali. tak da lagi yg peduli dengan kegelisahan si kecil dari kampung murung ini. kami sedih, Wali. (22 Februari 2010 jam 9:12)


  • Kau tahu, aku juga rindu! Tapi, ego itu yang mengalahkan semua. Biarkan aku menikmati malam yang sedikit lagi juga akan mati. Mungkin sebuah kata maaf terlalu sulit kita temukan. tapi, sedari dulu aku tak pernah merasa menyalahkanmu. hanya saja waktu sedang tidak berpihak padaku. Adakah kau rindu? inginkah kau tersenyum lagi? pulanglah . . . (18 Februari 2010 jam 23:16)


  • Seperti terdampar di sebuah pulau. Tak ada siapapun di sini. Tiba-tiba diserang rindu yang begitu menyentak! belum pernah kurasa seperti ini sebelumnya. Apakah dia bisa meresakan hal ini? Huh.. mungkin saja, tidak! Sedetikpun tak terpintas olehnya untuk membelah waktu tuk mencari keberadaanku di pengasingan ini. (17 Februari 2010 jam 22:10)


  • Bagaimana kau mengatakan sepi jika orang sekelilingmu begitu ramai menyanjungmu. Tak seperti diriku yang hanya bisa menunggu kapan gundah ini punah. kosong! (17 Februari 2010 jam 7:59)


  • Negara kita bukan penganut fasisme dan juga tidak penah menolak pluralisme. Tapi, jangan jadikan kebebasan berekspresi itu sebgai ladang perusak moral. Hanya gara2 ingin hidup dan diakui layaknya sebagai manusia sempurna, kau telah mencoreng peradaban kaum kedua, kawan! semoga kau jg musnah seperti kaum luth sebelumnya. “Bercocok tanamlah pada ladang yg sudah di sediakan untuk melanjutkan generasi manusia bermoral” (15 Februari 2010 jam 23:54)


  • Valentine diperingati utk mengenang Santo Valentinus yg hanya ada dlm kayakinan Kristen. Kristen sendri sebagai institusi yang memulai propaganda perayaan tersebut, pernah menghapuskan penanggalan ini dari kalender gereja dengan alasan sejarah yang tidak jelas. Naif sekali jika umat Islam yang notabenenya “ikut-ilutan” justru menjadi vigur yang paling “getol” merayakan Valentine tersebut.(EM) (14 Februari 2010 jam 1:35)


  • Pasal 34: Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh LSM atau NGO karena pemerintah sudah tak sanggup!!! (14 Februari 2010 jam 0:39)
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline