Lihat ke Halaman Asli

Akmal Husaini

suka menjaga kebersihan

Membangun Indonesia Damai, Membendung Arus Kebencian di Media Sosial

Diperbarui: 23 November 2024   21:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cinta Damai di Dunia Maya - jalandamai.org

Era digital telah membawa kita pada sebuah revolusi informasi yang luar biasa. Media sosial, sebagai salah satu platform digital yang paling populer, telah mengubah cara kita berinteraksi, berbagi informasi, dan membentuk opini publik. 

Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan, media sosial juga menjadi medan pertempuran ideologi yang seringkali mengarah pada polarisasi dan perpecahan.

Polarisasi yang semakin tajam ini ditandai dengan maraknya penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan informasi yang tidak akurat. Isu-isu sensitif seperti agama dan politik seringkali disalahgunakan untuk membenturkan satu kelompok dengan kelompok lainnya. 

Akibatnya, keharmonisan sosial terancam, dan persatuan bangsa menjadi taruhannya.

Mengapa hal ini terjadi? Beberapa faktor yang menyebabkan maraknya penyebaran kebencian di media sosial antara lain, algoritma media sosial. Selama ini, algoritma yang dirancang untuk memaksimalkan engagement pengguna seringkali menyajikan konten yang sesuai dengan preferensi individu, sehingga menciptakan filter bubble.

 Hal ini membuat kita semakin sulit terpapar pandangan yang berbeda dan memperkuat polarisasi.

Kondisi literasi digital masyarakat yang masih rendah, juga harus jadi perhatian. Banyak pengguna media sosial yang belum memiliki literasi digital yang memadai. Akibatnya, mereka mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak benar dan sulit membedakan fakta dengan opini. 

Polarisasi politik yang semakin tajam juga turut memperburuk situasi. Perbedaan pandangan politik seringkali memicu perdebatan yang tidak sehat dan berujung pada saling menghujat.

Karena itulah, diperlukan peran generasi muda. Generasi muda memiliki peran yang sangat strategis dalam mengatasi masalah ini. Sebagai pengguna media sosial yang aktif, mereka memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan. 

Dengan kreativitas dan semangat yang tinggi, generasi muda dapat menciptakan konten positif, menyebarkan nilai-nilai toleransi, dan mengajak masyarakat untuk berpikir kritis.

Untuk membendung arus kebencian di media sosial, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak. Beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain peningkatan literasi digital.  Pemerintah, sekolah, dan lembaga terkait perlu meningkatkan literasi digital masyarakat, terutama generasi muda. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline