Lihat ke Halaman Asli

Akmal Husaini

suka menjaga kebersihan

Agama Mengokohkan Indonesia sebagai Rumah Bersama

Diperbarui: 8 September 2024   08:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pancasila - jalandamai.org

Agama dan beragama merupakan kesatuan yang tak terpisahkan. Agama, sebuah ajaran yang dapat menuntun manusia kembali kepada hakekat kemanusiaannya. Oleh karenanya mempunyai peranan yang begitu penting dalam mengatur sendi-sendi kehidupan manusia untuk mengarahkannya pada kebaikan bersama. 

Sedangkan beragama adalah upaya yang dilakukan oleh umat beragama untuk mengamalkan ajaran agamanya dalam setiap aspek kehidupan untuk menjalin hubungan yang harmonis antar sesama, alam semesta ataupun dengan Sang Maha Pencipta.     

Kebutuhan jasmani dan rohani merupakan kebutuhan dasar manusia, keseimbangan antara keduanya akan menghasilkan harmonisasi dalam kehidupan ini. Peranan agama dalam kehidupan sehari-hari umat beragama sangatlah besar karena keseimbangan antara jasmani dan rohani dapat tercipta karena adanya ajaran agama dan mengamalkan ajaran agama.

 Dengan berpegang teguh pada ajaran agama dalam menjalani kehidupan, akan menjadikan kita dapat menghormati dan menghargai perbedaan diantara sesama.

Perspektif agama dan beragama dalam keimanan di setiap agama pastilah berfokus pada kebaikan yang mengikat setiap penganut agama untuk merepresentasikannya dalam bentuk moralitas. Representasi penganut agama dalam menerjemahkan agama yang dianutnya terlihat dari kualitas moralitas para penganut agama yaitu perilaku, baik melalui ucapan maupun perbuatan. 

Ajaran agama mempunyai peranan penting untuk menghidupkan nilai luhur moralitas. Capaian tertinggi seorang umat beragama ketika menjadikan dirinya tidak hanya bermanfaat untuk sendiri namun juga berguna bagi sesama entah itu dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.      

Dengan berbekal nilai luhur moralitas tersebut para penganut agama yang beraneka ragam di rumah bersama yang bernama Indonesia ini pasti akan saling menghormati dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dengan segala perbedaan yang dimilikinya. 

Dengan bekal itu pula, anak-anak bangsa dapat mengembangkan rasa memiliki rumah Indonesia untuk merawat dan menjaganya bersama-sama. Indonesia sebagai rumah bersama bukanlah ethnic nation yang berkepentingan aktif memproduksi budaya dan identitas pertikular, namun sebuah civic nation yang mendefinisikan keanggotaan nasional atas dasar komitmennya terhadap prinsip demokrasi dan keadilan.

Sejarah membuktikan bahwa titik pijak kesetiakawanan nasional tidak berdasarkan tautan emosional kesamaan darah, etnik, dan agama, melainkan menjadikan kolonialisme dan imperialisme sebagai musuh bersama. 

Hal itulah yang telah melahirkan idealisme kesatuan dan dalam kebhinekaan pada tahun 1928 dan cita-cita kemerdekaan tahun 1945. Kesetiakawanan nasional serupa kembali muncul dikala bencana melanda negeri ini dalam bentuk tanggapan kemanusiaan atas musibah dan derita yang mendera para korban. 

Tidak ada lagi sekat agama, etnik, dan ras, semua bahu-membahu menyalurkan bantuan kepada korban bencana. Itulah yang seharusnya kita lakukan dalam segala hal untuk membangun rumah bersama Indonesia. Jangan ada lagi kepentingan atau ke-egoisan kelompok tertentu yang menginginkan Indonesia dibawah kepemimpinan satu agama saja. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline