Lihat ke Halaman Asli

Akmal Husaini

suka menjaga kebersihan

Waspada Organisasi Sempalan Usai Pembubaran JI

Diperbarui: 14 Juli 2024   10:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Damai Itu Indah - tribunnews.com

Organisasi teroris Jamaah Islamiyah (JI) pada 30 Juni 2024 lalu, memutuskan membubarkan diri di Bogor, Jawa Barat. Pembubaran tersebut dimunculkan dalam salah satu channel youtube. Setidaknya ada 16 tokoh JI yang turut hadir dalam deklarasi pembubaran tersebut. Mereka menyatakan akan meninggalkan pola pikir ekstrim. Deklarasi ini banyak memunculkan tanda tanya. Apa motif di belakangnya? Apakah mereka benar-benar berkomitmen untuk meninggalkan paham radikal? Atau hanya untuk bisa diterima masyarakat?

Setidaknya ada beberapa  poin yang ditegaskan dalam deklarasi tersebut. Diantaranya adalah mereka menyatakan kembali ke pangkuan negara kesatuan republik Indonesia, menjamin kurikulum dan materi pengajaran mereka merujuk pada paham ahlussunnah wal jamaah. Selain itu mereka juga akan membentuk tim pengkajian kurikulum serta materi pengajaran. Tidak hanya itu, para anggota JI tersebut juga siap mengisi kemerdekaan, mengikuti aturan hukum yang berlaku di Indonesia. Kesepakatan tersebut akan dibicarakan dengan Densus 88 Mabes Polri.

Sekali lagi, deklarasi tersebut perlu diapresiasi. Namun bukan berarti persoalan terorisme berhenti. Ingat, JI dulu seringkali berganti baju. Setelah para petinggi JI banyak ditangkap, muncul organisasi baru seperti JAT, MIT, dan belakangan muncul JAD. Semuanya berafiliasi dengan jaringan terorisme. Dan mereka semua menganut pahami radikalisme.

Sebelumnya, organisasi yang dianggap radikal juga banyak yang berterbaran di sekitar kita dan kampus. Salah satunya adalah HTI, yang kemudian dibubarkan oleh pemerintah. Organisasi tersebut dianggap berpotensi mengancam persatuan dan kesatuan. Karena itulah, HTI kemudian dibubarkan dan dinyataka sebagai organisasi terlaran. Begitu juga dengan organisasi FPI, juga turut dibubarkan pemerintah. Meski organisasi tersebut sudah tidak ada, tapi ideologi yang mereka yakini tetap ada di masyarakat.

Lalu, kenapa tiba-tiba para petinggi JI memutuskan untuk membubarkan diri? Bisa jadi karena mereka sudah tidak punya kekuatan lagi, untuk memperkuat organisasinya. Ali Fauzi, adik dari Ali Imron terpidana bom bali mengatakan, ide pembubaran JI tersebut terus menguat selama dua dekade ini. Meski sebelumnya ajakannya untuk kembali ke NKRI, seringkali mendapatkan tentangan dari para petinggi JI ketika itu.

Sebagai warga negara yang cerdas, kita diharapkan tetap mengedepankan kewaspadaan. Karena perkembangan teknologi informasi seperti sekarang ini, telah turut membantu penyebaran paham radikal di Indonesia. Maraknya ujaran kebencian merupakan salah satu indikator, masih maraknya bibit radikal di negeri ini. Bahkan dasar kebencian tersebut sekarang ini mulai melebar. Hanya karena persoalan suka tidak suka, antar sesama bisa saling membenci. Hanya karena perbedaan pilihan politik, antar sesama bisa saling membenci.

Mari terus tingkatkatkan kewaspadan. Mari tetap kedepankan nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, persatuan dan perdamaian. Salam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline