Lihat ke Halaman Asli

Akmal Husaini

suka menjaga kebersihan

Zakat Fitrah Melatih Kepekaan Sosial di Tengah Pandemi

Diperbarui: 8 Mei 2021   12:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zakat Fitrah - kabarselebes.id

Bagi umat muslim, membayar zakat fitrah di bulan Ramadan merupakan sebuah kewajiban. Tanpa membayar zakat, puasa Ramadan yang telah dilakukan selama satu bulan dianggap tidak sah. Karena zakat fitrah merupakan penyempurna dari ibadah puasa itu sendiri. Namun tidak sedikit dari masyarakat yang paham, ada manfaat lain dari zakat fitrah selain menyempurnakan ibadah puasa. Tanpa didasari, zakat fitrah juga melatih kepada kita semua untuk saling peduli terhadap lingkungan sekitar. Saling peka terhadap lingkungan, agar kita bisa hidup berdampingan satu dengan yang lain.

Mari kita introspeksi sejenak. Jika kita melihat apa yang terjadi belakangan ini, tentu membuat kita sangat miris. Media sosial ramai dibanjiri dengan pesan-pesan menyesatkan dan informasi bohong. Provokasi menyesatkan juga terus bermunculan. Ironisnya, semuanya itu terjadi hampir di setiap kondisi. 

Ketika masuk musim politik muncul, ketika bencana muncul, ketika suasana aman tenang juga muncul. Bahkan dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, juga muncul. Dampak yang terjadi adalah sebagian orang sibuk terus membenci, menghujat, mencari kesalahan. Mereka tidak sadar bahwa lingkungan terdekatnya butuh pertolongan. Mereka tidak memperhatikan bahwa pandemi menuntut kita untuk saling peduli. Kebencian nyatanya telah membuat kepekaan sebagian masyarakat menghilang.

Mari kita kembali latih kepekaan dalam diri, yang telah diberikan oleh Tuhan kepada setiap manusia. Kita semua diberikan akal dan logika. Kita bisa merasakan senang dan sedih. Dan yang penting adalah, siapapun kita, apapun latar belakangnya, apapun agamanya, apapun kelompoknya, adalah makhluk sosial. Artinya apa? Kita adalah makhluk yang tidak bisa hidup sendiri. Tuhan telah menciptakan manusia berbeda-beda. Dan dalam perbedaan itulah, Tuhan menuntun manusia untuk saling berinteraksi, untuk saling bersilaturahmi, untuk saling mengenal satu dengan yang lain.

Yang tejadi belakangan ini justru sebaliknya. Banyak orang saling caci dan tidak peduli. Perlu diingat, saat ini seluruh dunia termasuk Indonesia sedang mengalami pendami covid-19. Di masa ini diperlukan sebuah komitmen bersama untuk bisa melawan covid. Dan untuk terjadinya perlawanan tersebut tentu diperlukan sebuah komitmen. Untuk bisa mewujudkan komitmen tentu harus dibangun semangat rasa saling peduli. Jika kepedulian tidak ada, maka mustahil covid bisa pergi dari negeri ini.

Mungkin diantara kita masih ingat bagaimana reaksi masyarakat di awal pandemi. Tenaga kesehatan justru mendapatkan diskriminasi karena dianggap menularkan virus. Jenazah positif covid ditolak untuk dimakamkan, karena dianggap menularkan virus. Sementara orang yang menolak, merasa sehat sampai akhirnya tidak pernah memperhatikan dirinya dan lingkungan sekitar. 

Masker tidak digunakan, protokol kesehatan tidak diindahkan. Akibatnya, orang-orang yang sempat menolak tersebut tidak menutup kemungkinan bisa juga terpapar virus. Jadi masuk tidaknya virus ke dalam tubuh kita, tergantung kita sendiri. Seberapa besar kita peduli terhadap diri dan lingkungan sekitar.

Zakat mengajarkan kepada kita untuk saing peduli. Zakat merupakan bentuk syukur atas rezeki yang selama ini telah diberikan. Dan di masa pandemi ini, tentu akan banyak sekali masyarakat yang sangat mengharapkan. Karena seperti kita tahu, dampak pandemi telah membuat rusaknya sebagian sendi perekonomian. Banyak pabrik tutup, banyak masyarkat yang di PHK dan segala macamnya. Sekali lagi, mari introspeksi. Mari saling peduli, agar kita tumbuh menjadi masyarakat yang kuat dalam menghadapi segala persoalan, termasuk pandemi covid-19 ini. Salam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline