Baru saja kita semua meninggalkan tahun 2020. Banyak harapan yang muncul, agar di tahun 2021 mendatang jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
Banyak pula peristiwa yang bisa kita jadikan pembelajaran di tahun 2020. Ada peristiwa yang baik, tapi tidak sedikit peristiwa yang tidak baik. Jika kita bisa introspeksi, semestinya perbuatan tidak baik itu bisa kita tinggalkan. Minimal dalam diri kita sendiri, lalu kita tularkan pada lingkungan sekitar.
Saling menularkan kebaikan harus terus dijalankan di tahun mendatang. Biar bagaimanapun juga, bibit intoleran masih ada di negeri ini. Masih ada oknum yang tak bertanggung jawab, yang secara sengaja menyebarkan provokasi, hoaks dan pesan kebencian, yang bisa memicu terjadinya persekusi dan tindakan intoleran lain. Praktek semacam ini masih bisa kita lihat di tahun 2020.
Tentu kita berharap di tahun 2021 ini, toleransi yang sempat hilang di sebagian masyarkat Indonesia bisa kembali lagi. Bibit intoleransi harus kita hilangkan dari bumi pertiwi. Karena jika kita lihat dari sejarah, tidak ada jejak intoleransi yang melekat di suku-suku yang ada di Indonesia. Itu artinya, pada dasarnya kita tidak punya jejak intoleransi. Dari sisi sosial budaha, nilai toleransi juga tertinggal dalam jejak bangunan dan budaya-budaya lokal.
Peninggalan sejarah itu harus bisa kita jadikan renungan dan pembelajaran bersama. Bahwa sebenarnya kita adalah negara besar, dengan peninggalan sejarah yang sangat luar biasa. Dan apalagi, Tuhan menciptakan bumi dan seisinya ini penuh dengan keberagaman. Dan keberagaman itulah yang harus terus kita jaga dan lestarikan ke generasi penerus.
Dasar negara kita, Pancasila, juga sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Sila pertama hingga sila kelima, mengajarkan tentang nilai ketuhanan, saling memanusiakan manusia, persatuan, musyawaran dan keadilan sosial. Dan dasar negara ini harus terus kita implementasikan dalam pikiran, ucapan dan tindakan di tahun 2021 ini. Jika kita bisa mengimplementasikan dengan baik, provokasi, ujaran kebencian dan propaganda radikalisme diharapkan tidak lagi terjadi di tahun 2021 ini.
Seperti kita tahu, masih ada jaringan terorisme di Indonesia. Masih ada kelompok radikal dan setengah radikal, yang sewaktu-waktu bisa mengancam persatuan dan kesatuan yang ada. Kelompok-kelompok ini tidak boleh lagi menguasa dunia maya.
Generasi milenial harus bisa menjaga media sosial dan jagat maya dari segala pengaruh negative. Karena perkembangan teknologi informasi, telah membuat semua kalangan bisa beraktifitas di internet. Jika kita tidak jaga, generasi penerus dikhawatirkan akan mudah terpapar informasi-informasi yang menyesatkan.
Semoga kita semua bisa merenungkan dan melakukan introspeksi atas semua yang terjadi di tahun 2020. Ingat, saat ini kita masih mengalami masa pandemi covid-19.
Kita harus tetap bersatu untuk agar bisa melawan virus mematikan dan melewati masa pandemi ini. Jangan lagi menebarkan provokasi, mari tetap menjaga protokol kesehatan. Menjaga jarak, menggunakan masker jika keluar rumah, dan rajin mencuti tangan di air yang mengalir. Mari tetap saling menguatkan, jangan melemahkan satu dengan yang lain. Mari juga saling merangkul, jangan saling memukul. Salam toleransi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H