Desa Lengkong, Kec. Bojong, Kab. Tegal
Sebagai negara yang belum memiliki kapabilitas untuk meratifikasi WHO Framework Convention on Tobacco Control, penanaman pemikiran bahwa rokok serta zat adiktif lainnya sangat berbahaya perlu diberikan kepada masyarakat Indonesia sejak usia dini. Mengingat jumlah perokok di Indonesia pada akhir 2021 mencapai 69.1 juta penduduk. Dilansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pada 10 tahun terakhir, jumlah perokok di Indonesia mengalami kenaikan signifikan sebesar 8.8 juta penduduk. Atas dasar ini, sudah selayaknya terdapat gerakan anti rokok dan zat adiktif lainnya agar masa depan Indonesia bergeser ke arah yang lebih sehat.
Di dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yang menjadi tema KKN Tim II Undip periode 2021/2022 sendiri terdapat poin khusus bertemakan Good Health and Well-being yang berfokus pada kesehatan masyarakat global. Untuk itu, pada hari Jum'at, 29 Juli 2022, Akma Ikasari---mahasiswa KKN Tim II Undip periode 2021/2022 melakukan sosialisasi bertemakan Bahaya Rokok dan Zat Adiktif kepada siswa-siswi SD Negeri Lengkong 01 dan SD Negeri Lengkong 02, Kec. Bojong, Kab. Tegal.
Dengan menggunakan poster sebagai media pembelajaran, materi yang disampaikan menjadi lebih mudah dipahami dan lebih menyenangkan. Didukung dengan metode pembelajaran yang interaktif, materi yang sebenarnya cukup berat ini diproyeksikan akan mudah diserap oleh siswa-siswi SD Negeri Lengkong 01 dan SD Negeri Lengkong 02. Pada akhirnya, penekanan mengenai bahaya rokok dan zat adiktif lainnya memiliki kesempatan yang tinggi untuk dimengerti oleh siswa-siswi SD Negeri Lengkong 01 dan SD Negeri Lengkong 02. Semoga program ini dapat menjadi langkah kecil yang mengawali penurunan angka perokok di Indonesia.
Sejauh ini, di setiap kemasan rokok sudah tertera dengan jelas bahwa merokok dapat menyebabkan kanker, beragam penyakit lain, sampai kematian. Akan tetapi, belum ada motivasi mendasar bagi masyarakat Indonesia untuk menghindari ataupun berhenti merokok. Atas dasar ini, dengan fakta bahwa anak-anak masih berada pada fase pertumbuhan dan usia pembelajaran yang efektif dengan tingkat pemahaman yang tinggi akan hal-hal yang diterima oleh otak mereka, penanaman stigma bahwa rokok benar-benar berbahaya agaknya memiliki potensi untuk membantu mengurangi angka perokok di Indonesia.
(Sumber: dokumentasi penulis)
Oleh sebab itu, program sosialisasi tentang bahaya rokok dan zat adiktif memiliki urgensi tinggi. Dengan diterapkannya sosialisasi mengenai hal tersebut ke siswa-siswi sekolah dasar, maka diharapkan kedepannya siswa-siswi SD setempat memahami pentingnya menjaga kesehatan dan menghindari rokok yang sejatinya adalah racun bagi tubuh manusia, baik bagi si perokok, ataupun orang-orang di sekitarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H