Lihat ke Halaman Asli

Aklisa novaalfianti

Mahasiswa IAIN Jember

Filsafat Pendidikan Idealisme, Para Tokoh dan Filosofnya

Diperbarui: 10 April 2020   06:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENGERTIAN IDEALISME 

Filsafat Idealisme merupakan suatu aliran filsafat dalam pendidikan memiliki paham bahwa kebenaran tertinggi adalah ide. Semua bentuk realita adalah bentuk manifestasi dalam ide. Karena pandangan yang idealis itulah yang menjadikan aliran idealisme ini sering disebut sebagai lawan dari aliran realisme. 

Filsafat idealisme sangat penting dalam dunia pendidikan karena meletakkan manusia atau peserta didik sebagai subjek memiliki pengetahuan yang tersimpan dalam dirinya, baik pengetahuan umum maupun agama. Pada taraf inilah, pendidikan harus mampu mengeluarkan seluruh potensi dalam diri anak didik, baik secara rasional dan nyata.

TOKOH-TOKOH ALIRAN IDEALISME

- Plato, adalah salah satu seorang filsafat yang berasal dari Yunani Kuno yang mempunyai pengaruh kuat dalam pengembangan Ilmu pengetahuan. Ia di anggap sebagai pelapor dalam filsafat idealisme yang mengagungkan nilai pengetahuan dan keadilan. 

- Al Ghazali, adalah filosof yang banyak menaruh perhatian kepada pendidikan. Karena pendidikanlah yang menentukan corak suatu bangsa dan pemikirannya. Dalam masalah pendidikan, Al Ghazali lebih cendrung berpaham Empirisme. Menurut Al Ghazali anak tergantung kepada orang tua, bagaimana orang tua itu mendidik anaknya tersebut.

- David Hume, merupakan Filosof pendidikan idealisme subjektif. David Hume berpendapat bahwa filsafat pendidikan idealisme itu adalah pandangan yang menganggap bahwa ide sebagai primer dan materi sebagai skunder. Dengan kata lain materi berasal dari ide ataupun tercipta dari ide itu sendiri.

MACAM-MACAM FILOSOFI ALIRAN IDEALISME

- Hagel, Filosofi yang menyatakan bahwa sejarah dikatakan belum berakhir, dalam arti bahwa masih ada hari depan. Karena pristiwa-pristiwa masih berlangsung. Namun sebaliknya iya juga mengatakan bahwa sejarah sudah mencapai masa akhir, dalam arti tidak akan ada lagi penemuan yang baru.

- Immanuel kant, Filosofi yang Mengatakan bahwa pengalaman-pengalaman kita di peroleh dalam bentuk perangkat indrawi kita. Maka dalam bentuk itulah kita menggambarkan ekstitensi segala hal.

- Elea, Filosofi yang menyatakan bahwa yang ada itu satu, tidak ada seluk beluk dan tidak berubah-rubah. Apa yang tampak pada pancra indra itu bukanlah yang sebenarnya,Melainkan rupanya saja. Yang ada dalam kebenarannya tidak dapat di ketahui dengan penglihatan saja. Melainkan dengan pikiran yang memperhatikan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline