Lihat ke Halaman Asli

Akil Wasa

Author - Director - Script Writer

Situs LIB Diretas, PSSI Revolusi!

Diperbarui: 27 Oktober 2022   00:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto : Sport Tempo

Kejadian di stadion kanjuruhan Malang masih menyimpan aroma kesedihan sekaligus kekecewaan dari berbagai pihak serta masyarakat, terutama para pecinta sepak bola Indonesia. Hingga saat ini wajah sepak bola Indonesia masih muram. 

Beberapa pihak yang berkaitan dengan sepak bola Indonesia, baik dari federasi, publik figur, serta tokoh politik saling lempar batu. Yang bukan dan tidak punya latar belakang sepak bola juga ikut bersuara. Presiden, Kapolri dan Menkopolhukam sampai menentukan sikap, hingga akhirnya FIFA juga ikut turun tangan. Bayangkan, betapa besar dampak sepak bola di negara Indonesia tercinta ini.

Pemerintah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) guna mengusut tuntas kasus tersebut. Enam orang sudah ditetapkan sebagai tersangka. Namun, sampai saat ini belum ada titik terang soal penuntasan tragedi kanjuruhan. Hal itu yang mungkin membuat salah satu pihak marah hingga meretas situs PT. LIB. 

Tentu, peretasan tersebut menambah deretan kegundahan serta sikap prihatin masyarakat dan berbagai pihak terhadap sepak bola Indonesia yang mungkin sejak 20 tahun terakhir ini selalu diterpa masalah-masalah besar. Kalimat pertama yang langsung terlihat di situs PT. LIB setelah diretas adalah "RIP Sepak Bola Indonesia". "YAELAH MENDING BUBARIN AJA. APARATNYA GA NGERTIIN, SUPPORTERNYA NORAK, BELAIN TIM BOLA KAYA BELA AGAMA SAMA NEGARA AJA BL*K!". Peretas situs PT. LIB menyebut dirinya dengan identitas 4LM05TH3V!L ft Black_X12. 

Jika dicerna baik-baik, ada 3 poin kritik yang disampaikan peretas, yang ditujukan kepada 3 pihak yang terlibat. Yakni, federasi sepak bola Indonesia, pihak kemanan serta suporter Indonesia. Saya pribadi setuju dengan maksud peretas, jika memang dugaan saya benar akan 3 poin kritik untuk 3 pihak tersebut. 

Pertama, federasi yang seharusnya punya visi besar memajukan sepak bola Indonesia justru di isi orang-orang yang tidak punya latar belakang sepak bola. Jabatan di federasi juga kerap dijadikan tangga politik sebelum menuju tahta kekuasaan. Kedua, saat Kapolri menyatakan bahwa salah satu penyebab tragedi di kanjuruhan adalah penembakan gas air mata yang dilakukan beberapa pihak keamanan adalah kabar menyedihkan. 

Bertugas untuk mengamankan pertandingan, justru menjadi penyebab kekacauan yang mengakibatkan ratusan korban. Ketiga, suporter Indonesia yang sering dipuji oleh media dunia akan kreatifitas dan militansinya terkadang masih egois dan melakukan hal-hal yang merugikan berbagai pihak bahkan tim kesayangannya sendiri. 

Memang benar, apa yang ditulis dan disampaikan peretas itu. Sepak bola Indonesia sudah 'mati", dalam artian secara mental. RIP Sepak Bola Indonesia. Sepertinya, peretas sangat pantas jadi calon ketum PSSI yang baru. Hidup Hacker.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline