Lihat ke Halaman Asli

Mudzakkir Abidin

Seorang guru yang suka menulis

Sekelumit Cerita Seru Dari Sinjai, Bone, dan Sengkang

Diperbarui: 5 November 2024   09:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diomongin


Tiga kabupaten menjadi sasaran sosialisasi kami, yakni Sinjai, Bone, dan Wajo. Selama tiga hari, dari Senin hingga Rabu.

Kami meninggalkan Maros hari Senin pukul empat pagi agar bisa melakukan sosialisasi pada empat sekolah di Sinjai. Melalui rute Camba, Tana Batue, Palattae, dan Sinjai Utara.

Alhamdulillah, empat sekolah di kota Sinjai menerima kami dengan baik. Meski sebelumnya kami tak pernah berkabar ke pihak sekolah sebelumnya.

Siang datang. Perut keroncongan. Apalagi setelah energi terkuras dalam kegiatan sosialisasi. Karena warung di Lelong Lappa belum buka di siang hari, saya mengajak teman-teman makan siang di sebuah rumah makan daerah Gojeng yang terkenal dengan sup konro dan es cendolnya.

Teman-teman merasa puas. Mereka memberikan nilai yang cukup baik untuk makanannya. Saya sendiri memesan konro iga bakar. Nikmat sekali. Bahkan lebih nikmat dibanding konro bakar di Makassar yang terkenal itu, padahal harganya lebih murah.

Kami sempat berdebat, apakah tinggal di Sinjai sampai malam demi makan di Lelong yang terkenal dengan kuliner seafood bakarnya atau langsung ke Bone. Karena beberapa pertimbangan, kami sepakat meninggalkan Sinjai sebelum sore.

Kami ke Bone lewat rute Kajuara, Tonra, Mare, lalu Bone Utara. Kondisi jalan cukup mulus. Berbeda dengan kondisi jalan dari Tana Batue ke Sinjai yang sangat buruk yang entah mengapa bertahun-tahun tak pernah diperbaiki.

Selasa pagi hingga siang, sosialisasi di beberapa sekolah juga berjalan lancar. Seperti Sinjai, cuaca Bone di siang hari sangat panas. Jauh lebih panas dibandingkan Maros Makassar.

Sore hari kami menuju Wajo. Rutenya mirip dengan jalan Sinjai ke Bone. Lumayan mulus. Tak banyak berkelok. Menjelang maghrib baru menemukan penginapan yang sesuai.

Entah mengapa, harga penginapan di daerah setara dengan tarif hotel berbintang di Makassar. Dengan 300-400 ribu rupiah di daerah, Anda hanya bisa menginap di hotel kelas melati. Padahal di Makassar Anda sudah bisa menikmati kamar nyaman di hotel bilangan pantai Losari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline