Lihat ke Halaman Asli

Mudzakkir Abidin

Seorang guru yang suka menulis

Asimilasi Dalam Pernikahan Arab Sunda

Diperbarui: 16 Juli 2024   04:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Betapa marahnya syekh saat anak laki-lakinya itu melafalkan basmalah dengan lahjah (dialek) Sunda.
"Kamu itu orang Arab. Bukan orang Indonesia."Setengah ia berteriak marah.
Saya yang bawa mobil merasa tidak enak.
"Baca lagi bismillah. Jangan tebalkan lam nya. Jangan pakai logat seperti itu." Perintahnya lagi.

Entah karena takut, sang anak terus mengulamgi kesalahan yang sama berulang kali. Ia membaca sambil terisak.

Akhirnya telinganya hanya dijewer oleh ayahnya setelah beberapa kali sang ayah mengancam akan melemparkannya keluar dari mobil atau akan memukulnya dengan tongkat.

Setelah itu ia diminta mengulangi membaca basmalah seperti yang ayahnya inginkan. Saya tak menghitungnya, tapi mungkin ratusan kali, sebab itu ia lakukan sepanjang perjalanan hampir 30 menit.

Anak ini diperlakukan oleh ayahnya bak raja pada satu waktu, sebab liburan mereka di Sulawesi ini untuk dia. Dan diperlakukan seperti penjahat di waktu lain. Sebab ayahnya sangat keras dan disiplin. Untungnya ia jauh lebih banyak diperlakukan istimewa.

Abdallah, nama anak itu. Usianya baru 7 tahun. Lahir di Indonesia dari ayah berkewarganegaraan Saudi Arabia dan ibu Indonesia.

Abudi, begitu ia dipanggil oleh ibunya sangat mirip dengan wajah, rambut, dan kulit ayahnya. Ia fasih berbahasa Arab tepatnya ammiyah. Tapi dengan dialek Sunda. Ada beberapa ucapan sang ayah yang tak saya pahami, sementara ia paham.

Uniknya, dengan ibunya ia berbahasa Indonesia dengan logat Sunda.

Ammuu.. " Abudi memanggil saya dengan panggilan itu, yang kalau diterjemahkan artinya oom atau paman. Cara memanggilnya lembut sekali. Seperti kebanyakan orang Sunda. Sampai sekarang saya masih terkesan dengan suaranya itu. 

Nah, ia mewarisi karakter ibunya itu. Lembut. Sunda banget. Beda jauh dengan ayahnya yang keras.


Saya yakin syekh pasti dalam dilema dan perang batin. Ia ingin sang anak layaknya anak Arab saat berbicara, sementara di sisi lain ia harus maklum sebab anaknya itu beribu Indonesia dan tinggal di Indonesia

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline