Keindahan wanita pada umumnya ada pada kecantikan wajahnya. Tapi wanita ini "curang". Keindahannya bukan hanya pada keayuan wajahnya, tapi juga pada kecerdasan memorinya, pembawaannya, karakternya, dan yang paling menonjol adalah pada hafalan Al-Qur'annya. Ia memiliki banyak modal yang membuatnya pantas dicemburui oleh wanita mana pun di dunia ini.
Namanya Ayu Zakinah Adnan, ia duduk di kelas 11 tarbiyah Sekolah Putri Darul Istiqamah. Jumat (16/06) tepat setelah isya gadis kelahiran Sengkang ini menyelesaikan tasmi (memperdengarkan hafalan) 30 juz sekali duduk yang ia mulai sejak jam 03.30 pagi sebelum fajar datang.
Ini kali kedua gadis yang bercita-cita kuliah di Al-Azhar Mesir ini melakukannya setelah tahun lalu pada bulan yang sama ia melakukannya untuk kali pertama.
Tentunya ini merupakan prestasi luar biasa bagi dirinya, sebab bagi seorang penghafal Al-Qur'an siapa pun itu, murajaah (mengulang-ulang hafalan) dan menjaga hafalan lebih sulit dilakukan dibandingkan menghafal baru. Konsisten untuk terus mengulang hafalan butuh trik, perjuangan, dan pengorbanan besar.
Siapa sih di antara generasi umat Islam yang tak ingin menghafal Al-Qur'an 30 juz? Tentu kita semua bermimpi untuk bisa menorehkan apa yang telah Ayu raih dengan Al-Qur'an ini. Maka tak ada salahnya kita belajar pada gadis penyuka mapel Nahwu ini.
Saat kami mengobrol dengannya, ia berbagi tips dan pengalaman menghafal Al-Qur'an yang layak kita ikuti.
"Saat duduk di kelas delapan, masa itu saya dalam pencarian bakat dan minat. Saya merasa tak berbakat dan tak begitu berminat pada Matematika dan sejenisnya. Lalu saya mencoba konsen pada mapel lain. Ternyata saya suka menghafal Al-Qur'an." Tutur pecinta keju ini menceritakan awal kisahnya dengan Al-Qur'an.
Ia menjadikan Wirda Mansyur panutannya saat itu. Dirinya sering mendengar dan menonton video tilawah Al-Qur'an Wirda. Bahkan semua buku motivasi karya anak Yusuf Mansyur itu ia lahap.
Penyuka buku sajak ini merasa keinginannya untuk menghafal Al-Qur'an seperti hidayah tiba-tiba datang. Sebab ia tak ingat sama sekali momentum spesial apa yang menyebabkan ia akhirnya mencintai Al-Qur'an.