Sosoknya kalem dan ramah, selalu tampil dengan balutan pakaian sederhana, tapi nampak anggun. Kaca mata selalu menghiasi wajahnya. Tatapannya tajam. Menyiratkan kecerdasan dan ketenangannya.
Para civitas Sekolah Putri Darul Istiqamah Spidi mengenal wanita yang meraih gelar doktor dengan predikat cumlaude ini sebagai sosok pemimpin yang tegas, cerdas, visioner, inisiatif, komunikatif, dan penuh wibawa.
Karena sekarang para santri Spidi sedang libur, jadi kami menawari peraih hibah penelitian dari kemdikbud sebanyak tiga kali ini untuk diwawancarai setelah sebelumnya beberapa kali ditawari, wanita yang juga suka snorkeling ini selalu sibuk dengan urusan sekolah. Ia mengiyakan. Jadi pagi tadi kami berbincang dengannya di ruang PSB (penyambutan santri baru) Spidi yang beralamat di Pesantren Darul Istiqamah Pusat, Maccopa, kabupaten Maros, Sul-Sel.
Banyak hal yang wanita kelahiran Sleman ini ceritakan. Mulai dari kehidupan pribadinya hingga persoalan sekolah tempatnya mengemban amanah sebagai direktur pendidikan.
Berikut petikan lengkap wawancara kami dengan Ibu Riza Sativani Hayati, Direktur Pendidikan Spidi, Rabu 12 Oktober 2022.
Ibu Boleh Mengenalkan diri?
Bismillah. Nama saya Riza Sativani Hayati. Kata ibu, nama saya terinspirasi dari istilah latin padi : Oryza Sativa, karena ibu saya seorang guru biologi. Selain karena saat itu nenek sedang panen padi, juga karena ibu menyukai filosofi padi yang semakin berisi semakin menunduk. Ditambah kata Hayati yang artinya hidup. Ibu berharap saya hidup semakin berisi semakin menunduk dan juga bermanfaat pada orang lain.
Saya lahir di Sleman 13 Mei 1990. Saya sukanya buku non fiksi. Alasannya, saya suka yang bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Saya juga suka menulis, karya tulis saya sudah lebih dari 10 buku. Tapi yang baru ter-ISBN ada sembilan buku. Jika menulis nama Riza Sativani di google, yang muncul adalah buku-buku karya saya. Ada satu buku saya tulis kolab dengan Cahyadi Takariawan (red: penulis nasional).
Saya juga menulis buku tentang kehidupan bawah laut saking sukanya snorkeling dan kehidupan bawah laut.
Di usia yang relatif masih muda, 30 tahun ibu sudah mendapatkan gelar doktor. Apa resepnya?
Jika punya impian yang ingin diwujudkan, saya selalu menulisnya. Bahkan saya mem-printnya- besar-besar lalu saya bagikan kepada suami. Tentunya Allah yang mempermudah semuanya.