Lihat ke Halaman Asli

Mudzakkir Abidin

Seorang guru yang suka menulis

Kesalehan Individual dan Kesalehan Sosial

Diperbarui: 14 Juli 2022   20:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri


Saya mencoba membuka tulisan ini dengan sebuah pertanyaan sebagai bahan komparasi. Mana yang lebih baik dari kedua contoh kasus di bawah ini?

1. Istri yang bangun untuk shalat lail lalu setelah itu shalat shubuh kemudian tidur karena mengantuk. Sehingga anak-anaknya yang ingin pergi ke sekolah dan suaminya yang mau pergi kerja tak terurus sarapannya.

2. Istri yang tidak bangun shalat lail, tapi bangun shalat shubuh lalu setelahnya ia mengurus makanan dan persiapan anak dan suaminya di pagi hari.

Kasus pertama adalah contoh dari keshalihan Individual. Sementara kasus kedua adalah contoh dari keshalihan sosial. Jawaban yang paling tepat adalah keshalihan sosial jauh lebih baik dibanding keshalihan Individual dengan alasan keshalihan sosial memiliki manfaat lebih luas. Semakin luas manfaat yang kita berikan pada orang lain, semakin baik pula.

Itulah pengejawantahan dari hadis Nabi Muhammad saw "Sebaik-baik kalian adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia."

Khalifah Umar bin Khattab pernah memarahi seorang pria yang hanya menghabiskan waktu di masjid untuk beribadah, sementara untuk urusan makan anak istrinya ia mengandalkan saudaranya. Khalifah Umar bin Khattab mengatakan padanya "saudaramu jauh lebih dekat kepada Allah dibanding dirimu."

Meski sebenarnya jauh lebih baik jika ada yang mampu melakukan keduanya. Misalnya dalam dua contoh kasus di atas, istri yang ideal adalah ia yang bangun melakukan shalat malam dan juga tidak menelantarkan anak dan suaminya di pagi hari karena mengantuk. Atau pria yang dimarahi oleh Khalifah itu tak hanya menghabiskan waktu untuk urusan ibadah vertikalnya kepada Allah, namun juga bekerja untuk menghidupi keluarganya.

Karena pada dasarnya, keshalihan Individual harusnya membawa dampak pada keshalihan sosial. Bukan malah bertentangan. Dalam ajaran Islam, ibadah-ibadah ritual (hablum minallah) yang bersifat personal harusnya melahirkan nilai-nilai sosial (hablum minannas).

Misalnya ibadah shalat. Selain merupakan penghapus doa seseorang secara personal, juga menghapus segala bentuk keburukan dan kemungkaran dari pribadinya. Jika shalatnya benar, maka ia tak akan menyakiti atau mendzhalimi orang lain baik lewat lisan maupun tangannya. Karena Allah telah menjamin hal itu dalam  surah Al-Ankabut, ayat : 45
"Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar."

Seorang yang melakukan puasa dengan jujur, ia akan meninggalkan perkataan dusta, memprovokasi orang lain, menggosip, memfitnah, dan sebagainya.
"Bukanlah puasa sekedar menahan dari makan dan minum, sesungguhnya puasa adalah menahan diri dari yang sia-sia dan yang keji (haram), apabila seseorang mencelamu atau bersikap jahil kepadamu, katakan kepadanya : Sesungguhnya saya berpuasa (HR. Ibnu Khuzaimah No. 1996, Syaikh Al-A'dzami mengatakan : sanadnya shahih)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline