Seorang sahabat mengadu pada Nabi S.A.W. : "Saya punya beberapa budak. Mereka membohongiku. Mereka mengkhianatiku. Maka aku memarahi bahkan memukul mereka. Bagaimana nanti nasibku di Hari Kiamat?
Nabi menjawab: "Jika nanti di Hari Kiamat dihisab apa yang telah mereka khianati dan dustai padamu dan hukumanmu pada mereka sesuai porsi dosa mereka, maka cukup, tak ada hisab buatmu. Tapi jika saja hukumanmu melebihi dosa-dosa mereka, maka mereka akan meminta pada Allah balasan buatmu.
Maka sahabat itu tertunduk lalu mulai menangis.
Nabi melanjutkan Sabdanya: "Tidakkah kau membaca firman Allah :
( )
"Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan."
Pria itu lalu berkata: "Ya Rasullullah, tak ada solusi terbaik buatku dan buat mereka kecuali kami berpisah. Aku persaksikan padamu bahwa mereka semua merdeka.
Ketika merasa terdzhalimi oleh orang lain, kita merasa punya hak untuk membalasnya. Padahal cukuplah Allah sebagai pembalas kedzhalimannya. Karena kita tak tahu batas di mana pembalasan kita telah mencukupi atau melebihi kadar kedzhalimannya pada kita. Jangan sampai kita malah mendzaliminya lebih besar daripada kedzhalimannya pada kita.
Saya teringat dengan kejadian seorang pencuri yang kedapatan akan mencuri di rumah kontrakan teman. Ia lalu dipukuli beramai-ramai hingga babak belur. Saya tak ikut memukulnya, malah berusaha untuk melerai. Karena saya sadar saya tak punya hak apa pun untuk menyentuhnya apalagi memukulnya.
Ingatlah bahwa sekecil apa pun kebaikan juga keburukan akan dihisab oleh Allah yang tak pernah meleset timbangan-Nya di Hari Akhirat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H