Merdeka Belajar episode 22 yang ditetapkan oleh Kemendikbud Ristek mengenai "Transformasi seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dibutuhkan untuk menyambung transformasi kebijakan yang telah dilakukan di pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi" resmi berlaku pada tahun 2023 mendatang.
Terdapat tiga kebijakan merdeka belajar episode 22 mengenai seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yaitu Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi, Seleksi Nasional Berdasarkan Tes, dan Seleksi secara Mandiri oleh PTN.
Seleksi Nasional Berdasarkan Tes kini berfokus pada pengukuran kemampuan penalaran dan pemecahan masalah peserta didik. Tes yang akan diberikan tidak lagi meliputi tes mata pelajaran, melainkan hanya akan ada satu tes skolastik untuk mengukur kemampuan calon mahasiswa yang mengikuti seleksi masuk PTN berdasarkan tes. Kemampuan yang akan di ukur dalam tes skolastik meliputi:
- Potensi kognitif
- Penalaran matematika
- Literasi dalam bahasa indonesia
- Literasi dalam bahasa inggris
Sehingga menimbulkan pertanyaan "Apa sih penalaran matematika itu?", "Kenapa tes masuk perguruan tinggi negeri harus bisa bernalar matematika?", dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut bukan tanpa alasan muncul begitu saja, melainkan karena masih banyak peserta didik yang tidak menyukai pelajaran matematika di sekolah, karena terkesan sulit dan rumit. Maka dari itu, pentingnya bagi peserta didik untuk tau fungsi dari mencapai kemampuan penalaran matematika tersebut.
Kemampuan penalaran matematika sudah seharusnya menjadi kemampuan yang harus dimiliki setiap peserta didik, karena kemampuan tersebut memiliki peranan yang sangat penting bagi perkembangan peserta didik dalam menyelesaikan masalah secara logis, baik didalam kelas maupun dilingkungan masyarakat.
Kemampuan penalaran matematika adalah kemampuan proses berpikir secara logis dengan cara menarik sebuah kesimpulan yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Penarikan kesimpulan tersebut dibagi menjadi dua, yang dikenal dengan penalaran induktif dan penalarn deduktif. Penalaran induktif merupakan cara berpikir logis dalam menarik kesimpulan bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual.
Sedangkan, penalaran deduktif merupakan cara berpikir logis dalam pernyataan umum lalu ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Logika menjadi dasar seseorang dalam menarik kesimpulan. Hal tersebut menjadi penting bagi peserta didik yang akan bekerja dimasa mendatang.
Dengan logika, manusia juga dapat membedakan hal baik dan hal buruk, serta resiko dalam semua perbuatannya. Untuk itu, dalam menyelesaikan dan menghadapi masalah yang ditemui haruslah didasari dengan logika, sehingga memberikan solusi yang benar dan tidak merugikan orang disekitar.
Dalam menyelesaikan suatu masalah menggunakan kemampuan penalaran matematika, seorang peserta didik harus memahami dan menguasai indikator-indikator kemampuan penalaran matematika dalam penyelesaian masalah, yaitu:
- Mengajukan dugaan
- Melakukan manipulasi matematika
- Memperkirakan pola penyelesaian
- Menggunakan pola dan hubungan untuk menemukan solusi
- Menyusun dan memberikan bukti terhadap kebenaran solusi
- Menarik kesimpulan dari suatu pernyataan
Indikator penyelesaian masalah menggunakan kemampuan penalaran matematika tersebut dapat mengukur kemampuan calon mahasiswa untuk menerapkan matematika dasar dalam kehidupan sehari-harinya. Hal tersebutlah yang membuat penalaran matematika menjadi penting, sehingga menjadi salah satu subtes di Tes Skolastik Seleksi Nasional Berdasarkan Tes pada tahun 2023 mendatang.
Lalu, "Bagaimana sih cara peserta didik dapat mengembangkan kemampuan penalaran matematikanya?".