Lihat ke Halaman Asli

Mendudukan “Positif Thinking”

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang yang berpendapat bahwa berfikir positif itu memiliki manfaat yang sangat besar. Ya memang pendapat itu bisa dibenarkan dalam kondisi dan situasi (konteks) tertentu. namun berfikir positif juga bisa mendatangkan bencana.  semua hal bisa saja mendatangkan kebaikan maupun keburukan jika tidak pada porsinya, seperti obat. Sama halnya “berfikir positif” kita harus pelajari agar tidak salah menempatkannya.

Secara bahasa berfikir positif adalah proses seseorang dalam menangkap realitas/kenyataan dengan sudut pandang positif sehingga hasilnya manusia akan menyimpulkan dari proses berfikir tersebut bahwa realitas itu bernilai positif, baik, dan tidak ada masalah. yang dimaksud dengan sudut pandang disini berupa anggapan/sangkaan positif. Semisal dalam sebuah kasus, kita memiliki anak yang kuliah di luar kota tentu sangat jarang kita mengetahui kondisinya secara langsung, sebelum sang anak menempuh pendidikan di luarkota keluarga mengenal sang anak dengan moral yang baik, penurut, rajin ibadah namun ketika dia berada di luar kota dia sudah terkontaminasi dengan pergaulan bebas sehingga membuat sang anak pun menjadi anak yang secara moral buruk, suka bolosan saat kuliah, bahkan ekstrimenya sampai ngedrugs dan freesex, namun sang orang tua beranggapan/berprisangka bahwa selama ini ia mengenal anaknya adalah orang baik saat dekat dengan nya sehingga ia berprisangka positif anaknya tidak terjadi masalah disana hal ini menjadikan orangtua selalu berfikir positif saja ketika anaknya meminta kiriman uang terus menerus dengan alasan pendidikan padahal uang itu untuk hal-hal yang malah merusak masa depannya.

Dari kejadian tersebut menggambarkan bahwa, justru dengan kita berfikir positif yang dilandasi dengan sangkaan terhadap realitas tersebut telah membutakan suatu kebenaran. Yang seharusnya kita bisa tau kebenaran atau kesalahan secara cepat dan tepat agar kita bisa melakukan tindakan selanjutnya malah membuat kita celaka. Allah juga telah menekankan dalam ayatnya.

AL-Quran surat 10:36 “ dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikit pun bergunaa untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya allah maha tahu apa yang mereka kerjakan”

MENDUDUKAN BERFIKIR POSITIF :

Berfikir positif yang mendatangkan MANFAAT :

Manusia adalah makhluk berfikir dan makhluk yang berperasaan. Dengan adanya perasaan dalam diri manusia ketika ia menghadapi realitas yang dapat mendatangkan kebahagian bagi dia maka perasaan akan menghasilkan efek rasa yang bangga, puas, senang, gembira dsb, namun sebaliknya jikalau didatangkan dengan suatu penderitaan maka cenderung manusia akan merasakan ketakutan, kekhawatiran, dan kecemasan. Ketika kita mendapatkan suatu informasi ataupun melihat realitas yang membuat kita cemas, takut, khawatir namun kenyataanya belum tetntu informasi dan realitas itu mendatangkan penderitaan bagi kita, sehingga mengganggu kejiwaan kita nah untuk menyelesaikan masalah itu cenderung manusia beranggapan positif terhadap realitas tersebut agar membuat keadaan lebih tenang. Berfikir positif hadir untuk mengendalikan emosi atau kejiwaan seseorang atas kekhawatiran yang tidak rasional, dengan manusia berfikir positif akan mendatangkan :  1. Mengurangi tekanan stress, 2. Menjadikan orang percaya diri, 3. Bisa mengambilkan keputusan yang benar, 3. menjadikan kita tenang dalam menyelesaikan masalah, dan 4. Berani dalam bertindak. Kesemua manfaat itu lebih berdampak pada kejiwaan manusia agar lebih tenang dalam menyelesaikan masalah tidak gegabah maupun cenderung frustasi.

Berfikir positif yang mendatangkan BENCANA

Positif Thinkking memang baik pada saat kita mendapatkan suatu kenyataan yang baru atau hal yang kita ketahui. Namun berpikir positif sangat tidak tepat jika kita gunakan untuk menilai kenyataan dari awal  sampai akhir. Karena kenyataan pasti akan bersifat baik dan buruk serta benar dan salah.

Jika berpikir positif kita selalu pakai untuk menilai suatu hal, maka tidak akan ada namanya perbuatan buruk dan tidak akan ada orang yang salah dimata kita. Padahal buruk tetaplah buruk dan salah tetaplah salah. Contoh lainnya adalah seorang anggota organisasi yang selalu memandang positif pemimpinnya, selalu memandang positif para petingginya. Tidak peduli petingginya itu seperti apa prilakunya tapi selalu dipandang positif oleh anggotanya, hasilnya adalah ketaatan mutlak sang anggota dan terlihat seperti pembodohan. Ketaatan dalam berorganisasi adalah kewajiban, namun cara berfikir kita harus diseimbangkan tidak hanya berfikir positif, tetapi juga obyektif, kritis dan rasional.

Nilailah sesuatu sesuai dengan kenyataannya, jika benar maka katakanlah benar, jika salah maka berjiwa kesatrialah untuk mengatakan salah. Positif thinking pas untuk sebagai awal perjumpaan, namun tetaplah kritis dan nilailah semuanya sesuai dengan realitasnya.

jika ada yang mengatakan selalu berfikir positif, maka kita patut curiga, karena yang mengatakan hal itu kemungkinan menyembunyikan sesuatu yang tidak ingin diketahui




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline