Lihat ke Halaman Asli

Faridatus Sae

Aktivis Dakwah Kampus Surabaya --Blogger Ideologis--

Mitigasi Negara Lemah, Rakyat Tertimpa Musibah

Diperbarui: 15 Januari 2025   07:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Mitigasi Negara Lemah, Rakyat Tertimpa Musibah 

Oleh: Faridatus Sae, S. Sosio 

Aktivis Dakwah Kampus 

Sumatera, Jawa hingga NTB dikepung banjir besar dan tanah longsor. Memasuki pekan kedua Januari 2025, hujan dengan intensitas ringan hingga tinggi terus mendominasi sebagian besar wilayah Indonesia. Di Pulau Sumatera, hujan deras mengakibatkan banjir yang meluas ke berbagai wilayah. Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, menjadi salah satu daerah yang terdampak cukup parah. (Cnnindonesia.com, 11/01/2025) 

Bencana alam berupa banjir dan tanah longsor sudah menjadi musibah setiap tahun. Seharusnya pemerintah melakukan upaya antisipasi dan mitigasi banjir dengan lebih serius. Kelemahan atau ketidakseriusan dalam mengatasi persoalan ini sangat membahayakan nyawa masyarakat. Mitigasi bencana yang lemah ini menjadi bukti atau tanda bahwa negara tidak menjadi raa'in. Ini merupakan keniscayaan dalam sistem kapitalisme, dimana negara hanya regulator dan fasilitator yang melayani kepentingan para pemilik modal, sehingga yang terjadi adalah negara abai pada kepentingan rakyat dan abai dalam pengurusan rakyat. 

Bencana ini juga akibat pembangunan ala kapitalisme yang memberi ruang kebebasan bagi oligarki mengubah lahan serapan menjadi lahan bisnis, tidak mempertimbangkan dampak apa yang akan dihasilkan dari berbagai proyek pembangunan yang dilakukan dan tentu abai atas keselamatan rakyat dan kerusakan alam, karena tujuannya hanya mengejar pertumbuhan ekonomi. 

Selain itu, Pernyataan pemimpin negeri tentang pembukaan lahan sawit (deforestasi) yang dikatakan tidak membahayakan dapat dijadikan sebagai landasan pembukaan lahan, meski para ahli sudah menyatakan deforestasi akan mengakibatkan berbagai masalah termasuk terjadinya bencana.Namun hal tersebut tidak menghentikan dalam pembukaan lahan dengan berbagai proyek yang digadang-gadang akan dijalankan. Inilah ketika sistem kehidupan didasarkan pada sistem kapitalisme sekuler. Yang menjadikan materi menjadi tujuan utamanya dan sekuler dalam mengatur kehidupan. Memisahkan aturan agama (islam) dari kehidupan. 

Dalam Islam, Negara wajib menghindarkan rakyatnya dari kemudaratan, termasuk bencana. Yang mana, bencana akan membahayakan nyawa rakyat yang terdampak bencana. Islam sangat menjamin keselamatan rakyatnya karena satu nyawa sangat berharga dan negara akan serius menjaga nyawa manusia dan makhluk hidup lainnya. Negara akan melakukan perencanaan matang dalam membangun kota/desa dan berorientasi pada kemaslahatan seluruh rakyat. Negara membangun kota berbasis mitigasi bencana. 

Selain itu, Islam telah mengatur konservasi agar ada larangan berburu binatang dan merusak tanaman demi menjaga ekosistem. Islam juga mengharuskan adanya pemetaan wilayah sesuai potensi bencana berdasarkan letak geografisnya, sehingga akan membangun tata ruang yang berbasis mitigasi bencana, sehingga aman untuk manusia, seluruh makhluk hidup dan alam. Seperti inilah islam dalam menjamin keamanan makhluk hidup lain dan serius dalam pengurusan rakyat, sehingga kehidupan rakyat terjamin dengan baik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline