Lihat ke Halaman Asli

Faridatus Sae

Aktivis Dakwah Kampus Surabaya --Blogger Ideologis--

SMP Negeri di Tengah Kota Tak Memiliki Gedung?

Diperbarui: 8 Oktober 2024   13:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

SMP Negeri di Tengah Kota Tak Memiliki Gedung?
Penulis: Faridatus Sae, S. Sosio
Aktivis Dakwah Kampus

Sekolah yang tidak memiliki ruang kelas sejak 2022 membuat siswawanya di SMPN 60 Kota Bandung belajar outdoor. Siswa tersebut terpaksa harus belajar di luar ruangan kelas alias di taman sekolah dan selasar kelas secara bergantian. Siswa yang belajar diluar kelas berjumlah dua rombongan belajar (rombel) dari total sembilan rombel. Sedangkan tujuh rombel lainnya belajar di ruangan kelas. Keterbatasan ruang membuat guru menggunakan mekanisme menggilir rombel yang terpaksa harus belajar di luar ruangan kelas dan siswa mulai belajar siang hari dikarenakan saat pagi hari digunakan oleh siswa SD Negeri Ciburuy. (Metrotvnews.com, 28/09/2024)

Sekolah tanpa Gedung adalah hal yang sangat miris terjadi di zaman saat ini. Apalagi hal tersebut sudah terjadi sejak sekolah berdiri lama. Bahkan siswa SMP harus yang belajar harus menumpang di bangunan sekolah SD, itupun tidak semua siswa SMP tersebut dapat tertampung dengan baik dalam bangunan SD tersebut untuk memperoleh pelajaran sekolah dan yang lebih membuat Miris, ini adalah SMP negeri.

Pendidikan adalah salah satu bidang penting dalam menentukan masa depan bangsa dan generasi, juga merupakan kebutuhan pokok setiap individu rakyat dalam negara. Hanya saja, dalam faktanya pendidikan saat ini tidak mampu dinikmati oleh seluruh generasi bangsa ini. Memang ada berbagai kebijakan pendidikan atau jaminan pendidikan bagi generasi tapi tidak mampu menyentuh seluruh generasi mendapatkan pendidikan dengan baik. Kembali lagi, bahwa kemiskinan menjadi salah satu alasan generasi tidak mampu mengenyam pendidikan.

Selain itu, dalam sistem kapitalisme yang bercokol di negeri ini, kebijakan yang diterapkan tidak berpihak penuh pada rakyat. Hal ini semakin jelas terlihat ketika sekolah berdiri karena kebutuhan rakyat, namun negara tidak memfasilitasi ketersediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar.

Negara memang sudah mengalokasikan anggaran Pendidikan. Hanya saja, dana tersebut sebenarnya sangatlah sedikit dibandingkan kebutuhan dalam keperluan pendidikan untuk anak bangsa dan juga sangat kurang jika digunakan untuk penyediaan fasilitas pendukung pendidikan. Itupun hari ini ada banyak hal yang membuat dana tidak dapat terserap sempurna, apakah salah kelola, atau bahkan juga menjadi ajang korupsi.

Berbeda dengan Islam menjadikan Pendidikan sebagai salah satu bidang strategis untuk membangun peradaban yang maju dan mulia. Pendidikan akan diupayakan dalam pengurusan yang terbaik karena pendidikan inilah salah satu yang menjadi penopang dan penjamin tercetaknya generasi pemimpin peradaban terbaik. Sehingga, negara tidak akan membiarkan generasi tidak jelas arah pendidikannya dan akan dijamin segala fasilitas pendukung pendidikan.

Selain itu, pendidikan juga merupakan kebutuhan pokok rakyat yang wajib disediakan negara dengan anggaran yang bersifat mutlak. Negara dalam islam akan mengurus urusan rakyat dalam segala aspek kehidupan dengan cara terbaik sesuai tuntunan syara.  Negara mampu memenuhi kebutuhan anggaran, karena syara sudah menetapkan sumber-sumber pendapatan negara sesuai dengan sistem ekonomi Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline