Lihat ke Halaman Asli

Warga vs Negara, Tinjauan Ilmiah

Diperbarui: 9 November 2023   20:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tidak terbantahkan kehidupan manusia dewasa ini mengalami kemajuanseiring dengan perkembangan zaman.

 Semboyan 'sapere aude' (beranilah berpikir sendiri) sejak zaman modern, membuat manusia keluar dari penjara yang selama ini mendera kebebasan rasionya.

 "Aku" kini menjadi pusat pemikiran manusia (Sabari, 2008).

 Paradigma baru dibangun dalam kesadaran bahwa manusia sebagai sentralitas pemikiran.

 Keyakinan akan masa depan yang cerah mendapat dukungan kuat dengan perkembangan yang pesat dalam bidang ilmu pengetahuan saat itu, khususnya ilmu pengetahuan alam dan teknik (Tjahjadi & Intelektual, 2004).

 Manusia menempati posisi baru dalam bidang pemikiran modern.

 Manusia menjadi pusat petualangan filosofis era modern.

 Fase pemikiran modern diidentikkan dengan antroposentrisme .

 Misalnya, Ren Descartes, bapak filsuf modern, menemukan subjektivitas manusia dalam studi filsafat -nya.

 Landasan peradaban Pencerahan inilah yang memposisikan manusia sebagai agen otonom untuk menafsirkan dan memberi makna melalui persepsi rasionalitas (Sukamto, 2010).

 Penyair Charles Swimburne menulis: "Puji 4.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline