Lihat ke Halaman Asli

Bukankah Soal Nazaruddin Hanya Soal Pencemaran Nama Baik?

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_128036" align="aligncenter" width="640" caption="(Dok: Lensa Indonesia.com)"][/caption] Berita soal penangkapan Nazaruddin, disambut gegap gempita oleh berbagai pihak. Antusiasme publik sepertinya mencerminkan harapan besar kepada Nazaruddin. Seolah-olah, situasi keruh bangsa ini, akan menjadi jernih, setelah Nazaruddin datang. Banyak pihak yang tidak sabar, menanti kedatangannya. Entah apa sebenarnya yang hendak dinantikan. Ada juga yang sekedar penasaran, apakah benar Nazaruddin akan benar-benar lantang bersuara selantang ketika ia berada dalam pelarian. Sejak kepergiannya, berbagai proyek kakap yang diindikasikan terjadi penyimpangan dikait-kaitkan dengannya.  Lalu, setelah ia kembali ke tanah air, akankah tuntas dalam waktu singkat terbuka duduk persoalan berbagai kasus yang dikaitkan dengannya. Bagaimana urusan nyanyian Nazaruddin selama ini telah membuat geger elit sekaligus membuat gempa politik.. Bisakah ia menjadi alat pemuas atas harapan publik yang sedemikian besar itu. Paling-paling dalam waktu dekat, ia akan berperkara soal pencemaran nama baik, sebagaimana dilaporkan oleh Anas Urbaningrum. Jelas-jelas kasus ini sudah ada tindaklanjutnya. Meskipun disadari soal perkara pencemaran nama baik, suatu perkara yang paling tidak seksi. Namun demikian sebetulnya, bisa saja sangat menarik. Karena, terkait  ucapan dan sejauhmana berakibat pada tercemarnya sebuah nama yang terucap. Tetapi dalam prakteknya, tidak seperti ini, sangat lentur  dan apabila sarat dengan logika kekuasaan, dengan mudah menjadikan sesuatunya menjadi benar ataupun salah. Bisa jadi soal Nazaruddin hanya berkutat soal pencemaran nama baik. Kalau kita lihat beberapa kasus besar yang sekalipun menyita perhatian publik, berubah wujud menjadi kasus cukup sederhana. Lihat saja, kasus Gayus Tambunan, dari pajak ke urusan Paspor, mantan Ketua KPK Antasari menjadi kasus pembunuhan dan Century tidak ada kabar rimbanya. Dalam situasi seperti ini, Nazaruddin bisa saja termasuk diuntungkan juga, tetapi menjadi  pihak yang paling strategis dijadikan kambing hitam. Dengan demikian segala kegaduhan dan kekeruhan negeri ini, dengan mudah ditimpakan kepada sosok muda, bernama Nazaruddin. Sebagai sosok muda, berdarah muda, semudah itukah Nazaruddin bisa diperlakukan. Belum tentu.!!!  Bisa jadi ia masih merasa gagah, seperti bunyi syair  lagu berikut ini: Darah muda darahnya para remaja Yang selalu merasa gagah Tak pernah mau mengalah Darah muda ....... (Lagu: "Darah Muda", Rhoma Irama)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline