Lihat ke Halaman Asli

Faulina, Gadis Berwajah Ganda

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

[caption id="attachment_123164" align="aligncenter" width="680" caption="Wajah Faulina. Jika dilihat dari sebelah kanan, ia tampak seperti wanita muda, tetapi bila dilihat dari sebelah kiri ia tampak seperti wanita tua (doc: Akhmad Rozi)"][/caption] Pada umumnya, bagi seorang wanita, wajah merupakan bagian tubuh yang dianggap teramat penting. Tidak sedikit wanita yang rela merogoh kocek berjuta-juta rupiah, sekedar merawat wajah,  agar tampak cantik jelita. Bahkan ada pula, yang rela mempermak diri, operasi plastik, agar wajahnya mempesona. Tindakan wanita seperti itu, memang ada dasarnya. Karena lelaki pun pada dasarnya akan mudah terpesona oleh wajah wanita nan cantik jelita. Urutan penilaian laki-laki terhadap wanita, pertama kali dari wajahnya, kedua dari rambutnya, baru yang lainnya, sebagaimana yang terungkap dalam potongan syair lagu berikut ini: Indahnya bulan tak seindah wajahmu Hitamnya arang tak sehitam rambutmu Engkaulah sayang segalanya bagiku ................Dan seterusnya (Lagu: Segalanya Bagiku oleh Rhoma Irama) Sungguhlah sangat wajar, bila Faulina (28) wanita muda yang tinggal di Desa Panyipatan Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalsel ini, merasa malu dan menderita bathinnya, memiliki wajah yang tidak sempurna sebagaimana perempuan pada umumnya. Wajah kanan  normal, tetapi wajah kiri penyok. Jika dilihat dari sebelah kanan, ia tampak seperti wanita muda, tetapi bila dilihat dari sebelah kiri ia tampak seperti wanita tua. Sering ia  dijuluki wanita berwajah ganda. Menurut Faulina, berdasarkan cerita ibunya, ia sewaktu kecil memiliki wajah yang normal selayaknya wanita pada umumnya. Tetapi pada usia sekitar empat tahun, ia mengalami demam tinggi. Setelah demam mereda, pipi kirinya melepes ke dalam. "Ibu saya  juga bingung, kenapa tiba-tiba wajah saya seperti ini" ujarnya. Karena kesulitan ekonomi orang tuanya, Faulina tidak mendapatkan perawatan kesehatan sama sekali ketika ia sakit dahulu.  "Orang tua saya, tidak punya, saya maklum, jika waktu itu  tidak dibawa ke rumah sakit" ujarnya. Saat ini Faulina, mendiami  rumah  peninggalan  orang  tuanya sendirian. Kedua  orang tuanya  sudah  meninggal beberapa tahun yang lalu.  Seorang kakaknya, Warti tinggal  satu desa  dengannya. Dengan kakaknya inilah ia sering minta bantuan. Pada waktu usia sekolah, Faulina sempat menyenyam pendidikan sampai kelas 5 SD. "Sebenarnya keingingan sekolah tetap ada, meskipun punya wajah seperti ini. Tapi karena tak ada biaya, ya akhirnya saya keluar dari sekolah. Jadi buruh", ujar Faulina. Warti, Kakak kandung Faulina mengatakan bahwa adiknya sampai saat ini belum pernah mendapatkan pengobatan dari rumah sakit. "Beberapa tahun yang lalu, saya pernah membawanya ke Rumah Sakit, tetapi hanya di-rontgen. Menurut dokter, sakit adiknya bisa diobati, tetapi harus operasi. Kami tak ada biaya untuk operasi, sehingga sampai sekarang kondisi dia masih seperti itu. Mudahan-mudahan pemerintah mau peduli, " ujarnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline